Mohon tunggu...
Niatun Nikmah
Niatun Nikmah Mohon Tunggu... Wirausaha

Hai! Nama saya, Niatun Nikmah. Panggil saja, Nia. Saya berwirausaha juga gemar membaca dan menulis cerita. Menulis cerita di platform menulis online.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yang Terbuang Dalam Waktu

14 Juni 2025   00:25 Diperbarui: 14 Juni 2025   13:14 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maaf, apa yang diberikan oleh mesin tik ini adalah kemurnian dari dalam hati. Hatimu masih banyak ragu, dan itu enggak akan mungkin bisa terjadi!" jawab Anthony beranjak sambil menggendong mesin tik nya dan pamit untuk melangkah pergi dari hadapan Livia.

Di halaman rumah, di hari minggu menyambut merekahnya matahari terbit. Livia duduk manis di atas rumput-rumput yang masih beraroma bau basah embun pagi dengan kanvas di pangkuannya, kuas di genggaman tangannya. Kedua matanya kini dapat melihat jelas, setelah berkali-kali terlihat kabur.

"Tuh kan, apa aku bilang. Bukan kacamata ku yang kurang bersih. Tetapi memang wanita lah yang sulit dimengerti, saat begitu dekat di mataku berasa sulit sekali untuk dipandangi, bahkan mataku terasa begitu sakit melihatnya. Wanita memang hanya bikin pusing, sampai ke masalah hati!"

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun