Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Dari Gencatan Senjata ke Kekacauan: Mengkaji Risiko Perang Saudara di Gaza Pasca-2025 di Bawah Mediasi AS

14 Oktober 2025   20:01 Diperbarui: 14 Oktober 2025   20:01 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hamas dan kelompok penjarah Abu Shabab (Sumber gambar: Grok)

Invasi AS tumbangkan Saddam Hussein dengan dalih senjata pemusnah massal (yang ternyata fiksi). 

Hasil? Vakum kekuasaan picu perang sektarian Sunni-Syiah, munculnya ISIS, dan ratusan ribu korban sipil. 

Analisis dari Belfer Center Harvard bilang AS gagal belajar dari ini: Mereka prioritaskan "pemenang cepat" tapi nggak bangun institusi inklusif, akhirnya etnis dan sekte berebut kekuasaan. 

4 Dampak global: Instabilitas regional, migrasi massal, dan biaya perang capai triliunan dolar. 

Libya (2011): 

NATO (dipimpin AS) bantu revolusi anti-Gaddafi via intervensi udara. 

Pasca-Gaddafi tewas, negara pecah: Dua pemerintahan rival (di Tripoli dan Tobruk), milisi bersenjata berebut minyak, dan jadi pusat trafficking manusia. 

International Crisis Group bilang pelajaran utama: Ruptur di rezim otoriter selalu berisiko tinggi tanpa transisi yang direncanakan---mirip vakum yang saya khawatirkan di Gaza. 

2 Hasil: Perang saudara berkepanjangan, pengaruh Rusia dan Turki masuk, dan AS kehilangan pengaruh. 1

Afghanistan (2001-2021):

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun