8. Arab Saudi -- Ketahanan Uang dan Kekuasaan
Monarki Saudi menggunakan kombinasi kekayaan dan kontrol sosial untuk menjaga stabilitas.Â
Namun, solidaritas rakyat bersifat pasif dan top-down. Jika sumber ekonomi utama (minyak) terguncang atau simbol keagamaan dipertanyakan, ketahanan ini bisa retak.
Kesimpulan
Ketahanan nasional paling efektif adalah yang tumbuh dari bawah, bukan hanya dipaksakan dari atas.Â
Palestina menunjukkan ketahanan paling mengakar, Cina dan Rusia berhasil mengelola ketahanan melalui sistem terstruktur, sementara Iran memberi contoh bagaimana krisis ekonomi dan hilangnya kepercayaan bisa menghancurkan negara tanpa peluru.
Indonesia harus waspada. Jika rakyatnya tidak diberdayakan secara politik, ekonomi, dan kultural, Indonesia bisa bernasib seperti Iran---lemah dari dalam, meski tampak stabil dari luar.
ReferensiÂ
- Anderson, B. (2006). Imagined Communities: Reflections on the Origin and Spread of Nationalism. Verso.
- Gellner, E. (1983). Nations and Nationalism. Cornell University Press.
- Said, E. W. (1992). The Question of Palestine. Vintage.
- Huntington, S. P. (1996). The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order. Simon & Schuster.
- Kepel, G. (2002). Jihad: The Trail of Political Islam. Belknap Press.
- Roy, O. (2004). Globalized Islam: The Search for a New Ummah. Columbia University Press.
- Weiss, M., & Hassan, H. (2011). ISIS: Inside the Army of Terror. Regan Arts.
- Tempo. (2025). Unjuk Rasa Iran dan Perang Psikologis Asing. Edisi 30 Mei 2025.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI