Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dongeng Fave dan Rave

13 Mei 2025   10:39 Diperbarui: 13 Mei 2025   07:51 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dongeng Fave dan Rave (Sumber gambar: Meta AI)

Dan mereka semua hidup… dalam cerita cinta yang tak pernah usai

Di sebuah negeri penuh cahaya bulan dan wangi lavender bernama Lunalina, hiduplah dua peri kecil yang tidak seperti peri pada umumnya. 

Mereka bukan penjaga bunga atau penebar debu mimpi, melainkan penjaga rasa dan detak jantung manusia. Nama mereka adalah Fave dan Rave.

Fave adalah peri tawa—dia tinggal di balik lengkungan senyum orang-orang. Suaranya seperti bel kecil yang bergetar setiap kali seseorang tertawa bahagia. 

Sementara Rave adalah peri rindu—dia tinggal di sela-sela dada, dalam getaran yang menggebu saat seseorang merindukan orang yang mereka cintai.

Suatu hari, Fave dan Rave bertemu di dalam hati seorang perempuan bernama… Rita. 

Mereka terheran-heran, karena tidak pernah sebelumnya mereka harus tinggal dalam satu hati yang sama. Biasanya, tawa dan rindu tak berjalan bersama—tapi di dalam hati Rita, keduanya berdampingan.

Fave menyukai bagaimana Rita tertawa bebas, seperti langit yang tak pernah lelah membiru. Tapi Rave, dia merasakan betapa dalamnya kerinduan Rita—terutama pada seseorang bernama Fallan.

“Rita ini aneh,” kata Fave sambil duduk di ujung kelopak mawar yang tumbuh dari ingatan.

“Dia luar biasa,” jawab Rave sambil memeluk embun rindu yang turun setiap malam. “Karena dia bisa tertawa dan merindukan dengan kekuatan yang sama.”

Hari demi hari mereka tinggal di hati Rita, menjaga tawa dan rindu. Sampai akhirnya mereka menyadari satu hal: tawa tanpa rindu bisa hampa, dan rindu tanpa tawa bisa menyakitkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun