Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tips Mencegah Perilaku Bully Sejak Dini

23 Juli 2022   23:20 Diperbarui: 23 Juli 2022   23:53 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak dibuli (pic: tribunnewswiki.com)

Boleh jadi hal tersebut juga merupakan salah satu faktor penyebabnya, tapi tak bisa serta merta disalahkan begitu saja, sebab tanpa adanya gawai dan gadget, bagamana generasi muda akan bisa melanjutkan menuntut ilmu selama pandemi?

Namun jangan pernah lupa, sedahsyat apapun serangan budaya dari negara negara luar, asalkan generasi muda kita sudah dibekali filter moral untuk menyaring hal-hal negatif tersebut, maka bukan masalah lagi bila dia harus memegang gawai. Tak berbeda jauh dengan memiliki sebuah pisau, ketika anak sudah tahu dampak positif dan negatif memiliki pisau, maka dia akan bijak dalam menggunakannya.

Demikian juga dengan kejadian penembakan di Amerika Serikat beberapa waktu lalu. Siapa yang salah? Senjata apinya atau pemegangnya? Tapi saya tidak yakin dia akan melakukan hal tersebut seandainya telah dibekali norma-norma oleh orangtua dan lingkungan sekitarnya.

Kita tidak bisa serta merta menyalahkan senjata api atau pun pabrik pembuatnya, sebab pengendali utama dari perilaku senjata api adalah pemegangnya, terlepas dari siapa pun pemiliknya. Dari contoh kasus ini, jelas perlunya penerapan sikap bijak mulai sejak dini pada anak-anak. Tentu saja sikap itu harus dicontohkan oleh generasi  di atasnya. Jika generasi diatasnya tidak bijak dalam bersikap, lalu kemana lagi para generasi penerus mencari panutan?

Tindakan terhadap perilaku pembuli

Sudah seharusnya orangtua memberi suri tauladan bijak pada anak dengan pengajaran norma-norma pada mereka, sehingga seiring berjalannya waktu, hal tersebut akan terpatri dalam kehidupannya. Bisa dibayangkan betapa damainya sebuah kehidupan bila semua orangtua dan juga generasi mudanya berjalan sesuai aturan norma yang berlaku.

Saat norma-norma telah diperkenalkan dan ditanamkan pada anak sejak dini, namun ternyata anak masih melakukan buli, maka tindakan yang dapat dilakukan adalah:

Ajak anak berdiskusi

Orangtua sudah seharusnya menyediakan waktu untuk berbicara dengan anak, mengajak bicara dari hati ke hati tentang apa yang telah diperbuatnya serta dampak negatif dari perbuatan tersebut  Biarkan dia mengungkapkan segala isi hatinya, uneg-unegnya, dari sini orangtua akan dapat memahami apa penyebab anak sampai melakukan perbuatan tercela tersebut.

Tanamkan empati

Orangtua atau guru bisa mengajak anak bermain peran, bisa memerankan orang yang dibuli, agar anak dapat memahami bagaimana rasa tidak enaknya dibuli ataupun dikucilkan. Permainan ini tidak bisa hanya dimainkan sekali langsung meresap pada perilaku anak, namun perlu waktu beberapa kali hingga anak memahamnya. Dari sini anak menjadi paham dan bisa merasakan bagaimana seandainya posisinya bila menjadi korban buli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun