Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tips Mencegah Perilaku Bully Sejak Dini

23 Juli 2022   23:20 Diperbarui: 23 Juli 2022   23:53 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak dibuli (pic: tribunnewswiki.com)

Sering sapa anak

Terkadang orangtua karena kesibukannya, jangankan mengajak bicara, menyapa saja tak sempat. Bahkan konon anak-anak di Jakarta karena kesibukan orangtua dan kemacetan yang panjang, pagi tak bertemu karena orangtua sudah berangkat mencari nafkah, hingga kemudian pulang ketika anak-anak sudah tertidur lelap. Tak ada waktu menyapa' apalagi bicara.

Sapaan sepertinya tak berarti apa apa, namun sapaan ternyata sebuah usapan verbal lembut mampu menenangkan hati. Akan terlihat perbedaan sifat dari anak yang akrab dengan orangtuanya, dan tentunya disapa tiap hari, dibanding dengan anak dengan latar belakang orangtua yang mengabaikan dan bersikap dingin.

Senyum pada anak

Banyak orangtua sering meremehkan senyum, apalagi pada anak-anaknya. Padahal hal ini penting, karena anak-anak dengan lingkungan yang banyak senyum akan juga menularkan senyum pada orang lain.

Tentunya dapat diambil kesimpulan, sangat mustahil anak-anak dari lingkungan ramah dan banyak senyum akan membuli, sebab dia merasa dunia ini indah dan penuh senyuman, akan terasa tidak enak jika ternodai oleh ancaman, perundungan, dan kekerasan.

Dari kesimpulan pembahasan di atas menunjukkan, anak-anak yang suka membuli biasanya terlahir dari keluarga yang dingin, kurang memahami psikologis anak, suka mengancam dan menekan anaknya dengan kekerasan. 

Saat di rumah, anak-anak tak dapat melakukan perlawanan sebab orangtuanya berada pada posisi kuat, sebagai pemilik rumah, sebagai pencari nafkah, sementara anak hanya sebagai peminta yang harus patuh oada pemberi. 

Akibatnya, anak akan melampiaskan kekesalan dan kemarahannya yang terpendam dengan cara membuli teman-temannya yang dianggap lemah. Anak-anak dari latar belakang keluarga suka menindas, akan melahirkan anak-anak penindas juga.

Sudah saatnya kita bangkit menjaga generasi muda negeri ini dengan mencetak generasi kuat mental, ramah, mempunyai perisai kuat terhadap pengaruh negatif, bukan tukang buli, bukan tukang tindas, memiliki empati dan solidaritas tinggi terhadap sesamanya.

Mari membentuk anak-anak Indonesia sesuai warisan norma bangsa yang luhur, santun, mematuhi norma-norma, hidup rukun sesama bangsa, menghargai perbedaan, dan menghormati sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun