Mohon tunggu...
Muhammad Aiyub
Muhammad Aiyub Mohon Tunggu... Profesional Muda

Profesional Muda dalam bidang Inovasi dan Teknologi

Selanjutnya

Tutup

Financial

Membongka Ilusi Statistik BPS di Balik Data 8.47%

3 Agustus 2025   12:33 Diperbarui: 3 Agustus 2025   12:41 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Pertanyaan kritis yang harus dijawab adalah: mengapa BPS sebagai lembaga yang seharusnya independen dan profesional enggan memperbarui metodologi yang sudah terbukti usang?

Beberapa faktor dapat menjelaskan keengganan ini:

Tekanan Politik: Sebagai lembaga di bawah pemerintah, BPS tidak sepenuhnya independen dari kepentingan politik. Data kemiskinan yang rendah menguntungkan narasi keberhasilan pemerintah, terutama menjelang atau setelah pemilihan umum.

Keterbatasan Kapasitas: Memperbarui metodologi memerlukan riset mendalam, survei ulang, dan investasi besar dalam sistem data. BPS mungkin tidak memiliki kapasitas atau anggaran yang memadai untuk melakukan pembaruan komprehensif.

Resistensi Internal: Perubahan metodologi akan membuat data kemiskinan lama tidak dapat dibandingkan langsung dengan data baru. Ini akan "merusak" tren penurunan kemiskinan yang selama ini menjadi kebanggaan BPS dan pemerintah.

Kurangnya Tekanan Publik: Masyarakat umum tidak memahami detil teknis metodologi kemiskinan, sehingga kurang ada tekanan publik untuk melakukan reformasi.

Jalan Keluar: Reformasi Menyeluruh yang Tidak Bisa Ditunda

Untuk mengatasi krisis validitas data kemiskinan Indonesia, diperlukan reformasi menyeluruh yang tidak bisa ditunda lagi:

1. Pembaruan Metodologi Komprehensif

BPS harus segera memperbarui metodologi CBN dengan:

  • Menyesuaikan proporsi makanan dan non-makanan berdasarkan pola konsumsi terkini
  • Memasukkan kebutuhan modern seperti internet, transportasi, dan makanan jadi
  • Mengadopsi pendekatan multi-dimensi yang menggabungkan data pendapatan dan pengeluaran

2. Garis Kemiskinan Regional yang Realistis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun