Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filosofi Sapu Lidi

23 September 2020   01:37 Diperbarui: 21 Mei 2021   00:48 1555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filosofi dari sebuah sapu lidi (unsplash/inaki del olmo)

 Sapu Lidi Hilang

Dua minggu sapu lidi di rumah saya hilang. Telah dicari ke sekeliling rumah tapi belum ditemukan. Akibatnya, karpet yang biasa terbentang di ruang tamu harus dilipat sementara waktu supaya debu tidak banyak debu.

Kan bisa beli sapu lidi yang baru? Saya setuju usul ini yang sampai sekarang belum dilakukan dan tak mau membuat alasan. Karena sudah jelas salah tapi masih bikin alasan,  malu, kan?

Illustrated by Pixabay.com
Illustrated by Pixabay.com
Sebelum sapu lidi itu hilang pernah mencoba menyapu karpet dengan tiga buah lidi dan gagal membersihkan debu karpet.

Coba bayangkan, tiga buah lidi membersihkan debu dari karpet yang berukuran lebar. Mungkin kah sanggup? Tiga buah lidi saja tak mampu membersihkan debu.

Baca juga : Mengingatkan Kembali Filosofi Ketupat

Lalu saya kumpulkan seluruh lidi yang banyak itu kemudian diikat bagian atas untuk dijadikan sapu lidi. Disapulah karpet dan mampu membersihkan debu-debu di karpet itu. Yeah, berhasil!  

Illustrated by Pixabay.com
Illustrated by Pixabay.com
Filosofi Sapu Lidi

Eh, tahu kan kegunaan sapu lidi? Kan sapu lidi digunakan untuk membersihkan halaman, lantai dan jalan raya. Nah, betul sekali. Dan sapu lidi merupakan ciri khas peralatan rumah tangga Indonesia.

Baca juga : Mencari Penyesuaian Makna dengan Membuat Sapu Lidi Sendiri

Lalu apa filosofi sapu lidi? Setiap orang memiliki pendapat masing-masing, bukankah begitu? Ada tiga filosofi sapu lidi versi saya, boleh berbeda pendapat, kan?

Pertama, ketika lidi banyak dikumpulkan dan menjadi sapu lidi sehingga berhasil membersihkan debu, bukankah begitu?

Dan sapu lidi lemah ketika dipisah-pisahkan dan kuat ketika disatukan, setuju kah? Ingatkan pepatah "Bercerai kita runtuh, bersatu kita teguh."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun