Mohon tunggu...
Fajar Novriansyah
Fajar Novriansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja biasa

Pekerja Purna Waktu Sebagai Staf Adminitrasi di Perusahaan Operator SPBU Swasta berlogo kerang kuning. Menikmati suka duka bertransportasi umum, Karena disetiap langkah kan ada jalan, dimana perjalanan kan temui banyak cerita. S1 Manajemen Universitas Terbuka 2014

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Matahari Bermuka Dua

6 April 2022   11:00 Diperbarui: 12 April 2022   22:01 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: nakita.grid.id

aku adalah hati yang ringan tapi rapuh dan mudah pecah
yang tidak pernah ingin dimiliki jika hanya setengah hatimu padaku
aku adalah hati yang terlalu berprasangka dan sangat hati hati
yang tidak pernah memberi cinta pada kekasih yang tak jujur dan tak setia

hampir semua perempuan mungkin seperti aku, hanya ingin jadi satu satunya
aku tak pernah mau dimadu, karena nyatanya ratu lebah adalah satu satunya disarangnya
aku tak pernah ingin menjadi duri dalam hubungan seseorang, walau berat ku kan pergi
tapi tak semua perempuan sama, kadang rasa cinta menembus batas dan norma
apa mesti masa bodoh? Tentu saja untuk apa urusi hal hal bukan urusanku apalagi asmara
hanya jika kenal akan ku kabari banyak hal yang lebih baik daripada jadi yang ketiga
semua manusia itu egois, nyatanya begitu tapi tahu diri lebih baik daripada banyak omong

matahari bermuka dua, ya kadang kamu harus jadi seperti itu, terik dan panas tapi lembut di dalam
kadang kamu harus tegas untuk menutupi hal hal rapuh yang kamu sekat dengan kejam dan kurung
karena perempuan kuat dibangun oleh dunia, tegar oleh keadaan dan logis untuk apapun yang ditemuinya

Puisi ini terinspirasi dari kisah seorang kawan baik saya
Untuk sahabatku yang tegar, salah satu perempuan hebat yang saya kenal.
Salam sayang selalu, akan selalu ada hal hal baik dalam hidupmu.

6 April 2022

Pakulonan Barat, Kelapa Dua - Tangerang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun