Mohon tunggu...
Fajar Budhi Wibowo
Fajar Budhi Wibowo Mohon Tunggu... SinergiNews - Pusat Studi Budaya dan Sejarah Sanghyang Hawu - LSM KOMPAS (Koordinat Masyarat Pejuang Aspirasi

Jurnalistik, Seni Budaya, Sejarah, Sosial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aki Balangantrang: Sunyi di Ujung Takdir - Naskah Drama Monolog - Karya: Fajar Budhi Wibowo

17 Juli 2025   20:40 Diperbarui: 31 Juli 2025   23:43 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aki Balangantrang: Sunyi di Ujung Takdir - (Naskah Drama Monolog) - Karya: Fajar Budhi Wibowo - Foto: AI.

Kadang aku bertanya pada air sungai ini... kenapa kau selalu mengalir... meski tak ada yang menunggu di ujung sana?

Tapi sungai ini tak pernah menjawab. Sama seperti hidupku.

(Senyum kecil, pahit.)

Orang-orang menyebutku... Aki Balangantrang. Kakek tua penjaga sunyi. Batu karang di tepi Citanduy. Hah! Nama yang besar untuk hidup yang kecil.

(Tunduk sejenak.)

Dulu, aku bagian dari istana. Muda, gagah, lapar akan kemenangan. Tapi kemenangan... hanya candu yang membuatmu kehilangan akal. Ketika semua menjadi dusta... aku memilih pergi.

(Suara sungai lebih keras. Aki memejamkan mata.)

Tapi, sungai ini tahu caranya bercanda. Sebab suatu pagi... ia menghanyutkan takdir ke hadapanku.

Sebuah bakul bambu. Di dalamnya, dua titipan yang akan mengubah dunia: seorang bayi kecil... dan sebutir telur ayam.

Bayi yang menangis. Telur yang diam. Dan aku? Orang tua bodoh... yang memilih menyelamatkan keduanya.

(Senyum kecil.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun