Mohon tunggu...
Fajar Ahmad Kenzo
Fajar Ahmad Kenzo Mohon Tunggu... Mahasiswa Hukum

Hukum

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jangan Mau Dibohongi: #IndonesiaGelap Cuman Akal-Akalannya Para Provokator

12 April 2025   19:42 Diperbarui: 12 April 2025   19:42 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan Mau Dibohongi: #IndonesiaGelap Cuman Akal-Akalannya Para Provokator
 

Gerakan #IndonesiaGelap yang mengajak masyarakat "melantai" di depan Gedung DPR dengan dalih menjaga supremasi sipil patut kita curigai. Di balik kemasan santai berupa ajakan "ngobrol, baca buku, nyanyi-nyanyi", tersimpan agenda politik yang jauh lebih berbahaya. Kelompok ini sengaja memoles aksinya dengan nuansa kekinian agar terlihat "ramah", padahal tujuannya jelas: memprovokasi masyarakat untuk melawan pemerintah dengan isu RUU TNI sebagai tameng. Bukankah ini modus klasik para pengacau yang ingin memecah belah bangsa?

Narasi "DPR rumah rakyat" yang digaungkan saat aksi mereka dibubarkan Satpol PP adalah manipulasi semata. Setiap warga negara memang berhak berpendapat, tetapi bukan berarti bisa seenaknya melanggar aturan. Ketika aparat menertibkan demo yang tidak mengantongi izin, itu bukan "pembungkaman" melainkan penegakan hukum. Lucunya, mereka yang mengaku "dibubarkan paksa" ini justru kerap mengabaikan protokol kesehatan dan mengganggu ketertiban umum. Benarkah ini aksi "penyampaian aspirasi" atau sekadar panggung politik para provokator?

Isu #SupremasiSipil yang diusung sebenarnya bom waktu yang sengaja dipasang untuk memicu konflik sipil-militer. Mereka dengan licin menciptakan ilusi seolah TNI ingin merebut kekuasaan, padahal tidak ada buktinya sama sekali. Justru, TNI selama ini telah membuktikan komitmennya sebagai pelindung rakyat, bukan penguasa. Dengan menebar kebencian terhadap institusi militer, kelompok ini jelas ingin menciptakan chaos yang bisa mereka manfaatkan untuk kepentingan politik. Masyarakat jangan sampai terjebak dalam permainan kotor ini.

Bahasa provokatif seperti "lawan pemerintah otoriter" dan simbol-simbol perlawanan ("") dalam seruan aksi mereka semakin membuktikan niat busuk di balik gerakan ini. Ini bukan tentang menyampaikan pendapat, melainkan upaya sistematis untuk menciptakan pemberontakan. Yang lebih berbahaya, mereka sengaja mengaitkan isu RUU TNI dengan berbagai isu lain (seperti penolakan gelar pahlawan untuk Soeharto) untuk memperluas basis massa. Taktik ini jelas menunjukkan bahwa #IndonesiaGelap bukan gerakan murni, melainkan proyek politik terselubung.

Yang paling mengerikan, gerakan ini memanfaatkan emosi anak muda dengan narasi-narasi heroik palsu. Mereka menjual mimpi "perubahan" tapi dengan cara menghancurkan tatanan yang ada. Ironisnya, para penggagasnya seringkali adalah kelompok yang sama sekali tidak mewakili kepentingan rakyat kecil. Mereka hanya memanfaatkan energi muda untuk agenda politik segelintir elit. Jangan sampai generasi muda Indonesia menjadi tumbal dalam permainan politik kotor ini.

Kita harus membuka mata: #IndonesiaGelap bukan tentang rakyat, melainkan proyek provokasi yang dirancang untuk menciptakan instabilitas. Daripada terjebak dalam aksi-aksi tidak jelas ini, lebih baik kita fokus pada pembangunan bangsa melalui saluran-saluran resmi. Ingat, setiap kerusuhan hanya akan menyengsarakan rakyat kecil, sementara para provokatornya akan tetap aman di balik layar. Jangan mau jadi pion dalam permainan mereka. Indonesia terlalu berharga untuk dijadikan ajang percobaan politik segelintir orang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun