Mohon tunggu...
Faisal Ridho Sakti
Faisal Ridho Sakti Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Seorang Dokter yang terus belajar untuk kebermanfaatan umat. Instagram : @faisalsakti

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Misi Kemanusiaan di Negeri Angkor Wat, Kamboja

24 Februari 2020   21:38 Diperbarui: 24 Februari 2020   23:25 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya, aku bersama Desy, koordinator GIVE Society, mencari ide agar misi pelayanan kesehatan ini bisa berhasil. Aku buat obat-obatan itu berkelompok sesuai dengan resep untuk pasien yang sering aku periksa. Ada kelompok obat-obatan batuk, pilek, demam, sakit perut, dan lain sebagainya. Kami bungkus dengan rapi di satu plastik dan kami jadikan sesuai dengan personel GIVE yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Kami melakukan hal ini agar tidak timbul kecurigaan dengan asumsi obat-obatan yang kami bawa merupakan obat-obatan pribadi. Sisanya, kami bungkus dengan rapat untuk dimasukkan ke bagasi pesawat. Kami sudah memperhitungkan semuanya dengan matang. Jika memang ada yang tersita, setidaknya tidak semua obat yang terambil.

Saat melintasi bagian imigrasi aku selalu berdoa agar semuanya berjalan sesuai dengan rencana. Kami berhasil lolos di pemeriksaan imigrasi Jakarta. Begitu pula saat melewati pemeriksaan imigrasi di Kuala Lumpur tempat kami transit. Terakhir, di imigrasi Kamboja, tidak dihadang dan dipertanyakan sama sekali.

Alhamdulillah, syukur kuucapkan karena aku bisa menjalankan misi kesehatan di negeri yang warga muslimnya merupakan minoritas. Tanggal 27 dan 28 Januari 2020 kami masih menyusuri wisata-wisata sejarah Kamboja, kemudian di tanggal 29 Januari 2020 mulai menjalankan tujuan utama kami.

Kampung Apung Anglung Chen

Desa pertama yang kami kunjungi adalah desa apung Anlung Chen. Untuk mencapai desa ini, kami menggunakan bus menempuh dua jam perjalan dari kota Phnom Penh.

Awalnya aku mengira saat bus berhenti untuk menurunkan penumpang, di situlah lokasi bakti sosialnya. Ternyata tidak. Aku bersama teman-teman yang lainya masih harus berjalan memasuki perkampungan dan di sana kami melihat sebuah jurang yang curam. Ternyata desanya ada di seberang sungai.

Dipandu oleh warga lokal, dengan hati-hati kami mencoba menyusuri dataran curam untuk menjangkau pinggir sungai. Kemudian, menggunakan perahu apung kami menyeberangi sungai Basak untuk mencapai Desa Anlung Chen. Baru kali ini hayalanku terwujud untuk bisa menjadi seorang dokter di pedalaman yang harus menjemput pasien menggunakan perahu apung.

Anlung Chen bagiku bukanlah sebuah desa, namun sekelompok lokasi pemukiman dengan perahu-perahu yang berjejer sebagai tempat pemukiman warga muslim Kamboja.

Di kampung apung ini terdapat 55 kepala keluarga. GIVE Society sendiri memiliki projek untuk membangun musala apung di kampung ini. Saat perahu kami mulai menepi, para warga sudah berjejer menyambut kedatangan kami. Senyuman hangat menyapa pagi kami kala itu.

Setelah bersalaman dengan warga, kami langsung menunaikan salat zuhur dan asar berjamaah di bawah naungan terpal yang telah disediakan. Kami berwudu dengan menggunakan air sungai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun