Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Identifikasi Semar sebagai Analogi Sem bin Nuh (Bagian 2)

26 Juli 2020   20:31 Diperbarui: 26 Juli 2020   20:52 1183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yama dan Semar. (sumber: pinterest.com/vasivasishta26 dan foto Crisco 1492 - telah diedit sesuai kebutuhan)

Dalam pertemuan itu Yima hadir dengan sekelompok "yang terbaik dari manusia". 

Pertemuan itu memutuskan bahwa populasi bumi harus dikurangi. Ini harus dicapai oleh musim dingin yang parah, yang sangat keras, diikuti oleh banjir ketika salju mencair. 

Agar makhluk hidup tidak binasa seluruhnya, Ahura Mazda menjelaskan kepada Yima bagaimana membuat "Vara" yaitu semacam benteng, untuk menjaga sampel semua makhluk hidup selama musim dingin berlangsung. 

Ahura Mazda menjelaskan arsitektur bangunan dan menjelaskan cara menggunakan tanah liat. Dia juga menjelaskan tentang dua jenis cahaya dalam vara yang terbentuk dari diri mereka sendiri (dimaknai sebagai lampu abadi).

Dalam beberapa literatur dijelaskan bahwa "vara" itu berbentuk gua multi-level, panjang dua mil (3 km), dan lebar juga dua mil (3 km). 

Ke dalam vara Ini Yima kemudian membawa pasangan semua makhluk hidup. Tidak termasuk mereka yang cacat tubuh, dan, setiap empat puluh musim dingin, dua anak akan terlahir dari pasangan manusia. Setelah selesai, Yima lalu menyegel Vara dengan cincin emas.

Dalam masa pemerintahannya, Yima memerintah seluruh makhluk di muka bumi, tidak terkecuali bangsa daeva (istilah bahasa Avestan untuk jenis entitas supernatural tertentu dengan karakteristik yang tidak menyenangkan - daemon atau setan dalam terminologi masa sekarang), yang adalah hamba dari Ahriman yang jahat.

Dalam banyak literatur, umumnya para sarjana menyatakan bahwa Yima bertanggung jawab atas banyak sekali penemuan yang membuat hidup lebih aman bagi rakyatnya: pembuatan baju besi dan senjata, tenun dan pewarnaan pakaian dari linen, sutra dan wol, pembangunan rumah dari batu bata, penambangan perhiasan dan logam berharga, pembuatan parfum dan anggur, seni kedokteran, hingga navigasi perairan dunia dalam kapal layar. 

Yima atau Jamshid dikatakan juga membagi orang-orang menjadi empat kelompok:

  • Katouzians : Para imam yang melakukan pemujaan Hormozd
  • Neysana: Para pejuang yang melindungi rakyat dengan kekuatan mereka
  • Nasoudians: Para petani yang menanam gandum yang memberi makan orang-orang
  • Hotokhoshians: Para perajin, yang memproduksi barang-barang untuk kemudahan dan kesenangan rakyat

Sebagai raja terbesar di dunia yang pernah dikenal, Yima diberkahi keberuntungan Ilahi (Avestan : khvarena, khwarenah atau xwarra(h)), sebuah kata dalam Avestan untuk Zoroastrian, yang secara harfiah adalah konsep yang merujuk pada "kemuliaan" atau "kemegahan" tapi dipahami sebagai kekuatan mistis Ilahi. Berkonotasi "kemuliaan kerajaan (ilahi)," yang mencerminkan pemberdayaan ilahi yang didapatkan para raja. Istilah ini juga membawa arti sekunder "keberuntungan" (baik) "; mereka yang memilikinya dapat senantiasa menyelesaikan misi.

Yima disebutkan memiliki Keberuntungan ilahi pada tingkat tertinggi di antara mereka yang terlahir, seperti Zarathustra dan seperti Mitra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun