Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Umur Panjang Hawa dan Konsekuensinya

12 Mei 2020   10:29 Diperbarui: 12 Mei 2020   21:52 2608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pinterest.co.uk/annajnsson

Isis adalah seorang dewi utama dalam mitologi Mesir kuno. Ia pertama kali disebutkan di Kerajaan Lama Mesir (sekitar 2686-2181 SM). Personifikasinya sebagai dewi kehidupan, dewi alam, dihormati sebagai seorang ibu, dan diyakini sebagai penyihir paling kuat di alam semesta, menguagkan dugaan saya jika ia tidak lain adalah sosok "Sang pemohon umur panjang" dalam konteks budaya Mesir kuno.

Bagi saya pribadi, kalimat ini sangat menarik. Seperti sengaja dimunculkan untuk menjadi clue (petunjuk kunci) yang dapat menjelaskan jati diri sesungguhnya "Sang pemohon umur panjang".

Makna kalimat "Aku adalah semua yang telah dan akan terjadi" sesuai dengan apa yang dijelaskan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad bahwa "umur dunia hanyalah sependek seperti umur nenek yang menyeru nabi Muhammad"

Makna kalimat "tidak ada seorang pun yang pernah (dapat) mengangkat kerudungku (membuka tabirku)" ingin mengatakan bahwa selama ribuan tahun ia hidup tidak seorang pun yang pernah dapat mengungkap jati dirinya. siapa dia sesungguhnya. Saya pribadi menganggap bunyi kalimat ini adalah "kalimat tantangan" dan sebuah tantangan sebaiknya dijawab bukan... :)

Makna kalimat "Buah rahimku adalah matahari" dalam pandangan saya mengisyaratkan bahwa Ia yang mencetuskan konsep "wangsa surya" atau "bangsa matahari" yang bisa dikatakan merupakan kekaisaran global yang menguasai peradaban kuno dan menyebarkan pengaruh dan budayanya keseluruh penjuru dunia. Dari wilayah Pasifik, Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur tengah, Mediterania, Eropa, hingga bahkan benua Amerika.

Demikianlah, Ibu Hawa "sang pemohon umur panjang" telah menemani anak cucunya dalam rentang waktu ribuan tahun. Ia memberi arahan dan menginspirasi perkembangan peradaban dalam berbagai aspek, baik dalam hal kebaikan maupun dalam hal keburukan. 

Namun apa pun itu, biarlah Allah yang memberi penilaian. Karena pada hakekatnya, setiap manusia yang terlahir ke dunia memang memiliki perannya masing-masing. Sebuah peran tetaplah sebuah peran. Pada akhirnya, tidak ada peran baik atau peran buruk. Yang ada hanya peran.

Sekian  apa yang wajib saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Salam.

Pembahasan Tentang ibu Hawa dan hal-hal terkait dengan dirinya di masa kuno telah saya bahas secara cukup terperinci dalam tulisan-tulisan sebelumnya: 

Bagi yang berminat membaca tulisan saya lainnya, bisa melihatnya di sini: kompasiana.com/fadlyandipa
Fadly Bahari, Pare-Kediri, 12 Mei 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun