Mohon tunggu...
Fadli Firas
Fadli Firas Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Sang Penjelajah

email: rakhmad.fadli@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Honeymoon Keliling ASEAN ala Backpacker (10): Luang Prabang, Eksotisme Kota Warisan Dunia

6 April 2016   08:07 Diperbarui: 6 April 2016   08:21 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ritual setiap pagi berbagi dengan para Biksu"]

[/caption]

[caption caption="Para pedagang telah beakftifitas mulai subuh hari"]

[/caption]

[caption caption="Suasana pagi di warung turis dekat persimpangan utama"]

[/caption]

[caption caption="Melihat warung turis di seberang dekat persimpangan utama"]

[/caption]Tempat pertama yang kami datangi adalah agen penjualan tiket. Letaknya hanya 500 meter dari persimpangan di pusat kota. Tujuan kami selain ingin membeli tiket ke kota selanjutnya, juga agar bisa menitipkan tas di agen tersebut. 

Ya, kami tidak menginap di kota ini. Rencana berubah. Karena ternyata perjalanan ke kota selanjutnya memakan waktu yang sangat lama. Sehingga kami memilih untuk kembali berangkat sore nanti agar bisa mengejar waktu.

Usai menitipkan tas kami memulai untuk menjelajahi ibukota nan mungil yang bernama sama dengan Provinsinya, Luang Prabang. Bangunan – bangunan tua tampak memenuhi di sepanjang kedua sisi jalan. Kuil – kuil yang beratap khas kerucut tak jarang terlihat di beberapa titik jalan. Dari persimpangan besar tadi berjalan kaki sedikit ke salah satu simpangnya, sekitar 200 meter, maka akan didapati Sungai Mekong. 

Pemandangan di sungai ini sungguh eksotis, tertutup sedikit kabut yang menyelimuti di sisi seberang sungai. Dataran kota ini berada di ketinggian 5 meter dari permukaan sungai. Suasana pasar pagi di kota ini juga terlihat bersih. Kami menyusuri tiap sudut pasar yang jalannya dilapisi dengan konblok.

Ramai para pedagang makanan di sini. Terdapat restoran mulai dari berkonsep sederhana hingga mewah berdiri di bibir sungai. Banyak teradapat jalan – jalan kecil serupa gang di sepanjang sisi jalan. Jalan kecil selebar dua meter ini dijejali rumah – rumah warga yang sebagiannya disulap menjadi penginapan dengan ragam gaya arsitektur minimalis. Kami menyusuri salah satu gang. 

Tiba – tiba saya dicolek istri untuk melihat sesuatu, “ Bang, coba lihat itu.” Wah! Label halal. Wajar saja kami begitu excited menemukannya. Karena memang sangat sulit mencari halal food di sini. Mungkin inilah satu – satunya. 

Kami penasaran dan masuk ke dalamnya. Seorang wanita Laos menyapa kami dengan salam khas Islam yang sedikit terbata. Ternyata ia adalah seorang mualaf yang menikah dengan warga Malaysia. Cacing – cacing di perut kami bersorak kesenangan. Alhamdulillah.

[caption caption="Kota Luang Prabang yang dipadati turis dari Tiongkok, Korea, dan Jepang."]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun