Mohon tunggu...
Entrepreneur Artikel Utama

Dari Kayu Pinus hingga Meja Dapur Nusantara, Kisah Hariono Menembus Pasar Luar Pulau

19 Agustus 2025   07:23 Diperbarui: 19 Agustus 2025   07:59 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggunaan mesin bor untuk membuat lubang pada talenan kayu. Proses ini merupakan salah satu tahap penting dalam produksi peralatan dapur.

"Kalau saya jual ecer dengan harga murah, pembeli grosir saya bisa marah. Mereka sudah keluar modal besar untuk ambil barang banyak, jadi mereka harus punya ruang untuk jual kembali," jelasnya

Strategi ini membuahkan hasil. Pedagang-pedagang grosir dari berbagai daerah kini menjadi pelanggan tetapnya. Mereka tahu bahwa membeli dari Hariono berarti mendapatkan harga kompetitif, kualitas terjamin, dan stok yang selalu tersedia. Bahkan, beberapa penjual online di Shopee dan pedagang di pasar besar Surabaya atau Jakarta mengambil barang dari sini untuk dijual kembali di toko mereka.

Menariknya, Hariono tidak merasa terancam dengan adanya penjual lain yang memakai produknya tanpa menyebut mereknya. "Biar saja, yang penting produknya sampai ke pembeli akhir. Kalau mereka senang, pasti balik lagi," katanya. Bagi Hariono, loyalitas pasar bukan hanya soal harga, tapi soal konsistensi kualitas dan kecepatan memenuhi pesanan.

Untuk menjaga hubungan baik dengan para grosir, ia sering memberi fleksibilitas pembayaran, terutama untuk pelanggan lama yang sudah dipercaya. Ada yang membayar tunai di muka, ada pula yang melakukan pelunasan setelah barang sampai. "Hubungan bisnis itu seperti berteman. Kalau kita percaya sama mereka, mereka juga akan percaya sama kita," ujarnya.

Mimpi yang Lebih Jauh

Meski sibuk mengurus produksi harian, Hariono tak pernah berhenti memikirkan masa depan usahanya. Ia tahu bahwa mengandalkan cara kerja yang sama selamanya tidak cukup untuk membawa usahanya ke level berikutnya. Ada beberapa rencana besar yang kini ia simpan, sebagian sudah mulai dijalankan perlahan.

Pertama, membangun oven pengering kayu. Selama ini, proses pengeringan sangat bergantung pada cuaca. Musim hujan menjadi tantangan besar karena waktu pengeringan bisa dua kali lipat, bahkan kadang stok harus menunggu lebih lama sebelum bisa diproses. 

"Kalau ada oven, saya bisa kontrol suhu dan waktu. Produksi jadi lebih stabil, tidak tergantung hujan atau panas," katanya. Rencana ini sudah masuk tahap persiapan modal.

Kedua, menambah variasi produk. Saat ini, fokusnya masih pada talenan, ulekan, dan rolling pin. Namun, ia bercita-cita membuat paket peralatan dapur kayu lengkap, seperti spatula, sendok saji, rak bumbu, hingga nampan. Ia ingin menciptakan lini produk yang bukan hanya fungsional, tapi juga estetis dan bisa bersaing dengan produk impor.

Ketiga, memperluas pemasaran digital. Hariono menyadari bahwa media sosial dan marketplace adalah kunci membuka pasar baru. Meskipun saat ini ia sudah menggunakan Facebook dan TikTok untuk penjualan langsung.

Ia juga berencana memaksimalkan Shopee, Tokopedia, dan TikTok Shop untuk menjangkau konsumen ritel di seluruh Indonesia. "Kalau ada tim khusus yang urus online, saya yakin bisa lebih banyak order masuk," ucapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun