Bengkel Hariono nyaris tak mengenal hari libur. Sistemnya sederhana: pekerja bebas memilih kapan masuk, termasuk Minggu. Sistem ini membuat para pekerja, yang mayoritas berusia 20-an tahun dan lulusan SMA dari desa sekitar, merasa nyaman. "Kerja harus senang, biar hasilnya bagus," ujarnya.
Bahan baku utamanya adalah kayu pinus dari TPK Perhutani. Bentuknya masih gelondongan besar, sehingga harus dipotong menjadi papan oleh rekan di luar lokasi.Â
Tantangan terbesar datang dari cuaca. "Kalau panas, empat hari kering. Tapi kalau hujan, bisa sampai dua minggu," ungkapnya. Karena itu, ia berencana membuat oven kayu untuk mempercepat pengeringan.
Fakta Produksi
- 10 karyawan tetap + 2 bagian packing
- Kapasitas harian: 500 talenan standar / 300 talenan jumbo
- Bahan baku: kayu pinus Perhutani, dibeli gelondongan
Kualitas yang Menjual
Produk ini dari kayu pinus pilihan, sudah anti jamur, tahan lama, dan aman digunakan."
Tidak sekadar membuat peralatan dapur, Hariono memastikan produknya tahan lama dan anti jamur. Setiap talenan dan ulekan telah diberi perlakuan khusus agar tetap aman digunakan meski sering terkena air.
"Ini salah satu produk unggulan kami. Terbuat dari kayu pinus pilihan dan sudah diberi anti jamur, jadi tahan lama," ucapnya saat mempraktikkan cara promosi ke calon reseller. Inilah nilai jual yang Hariono selalu tonjolkan di hadapan reseller.
Keunggulan ini menjadi daya tarik utama bagi pembeli luar pulau, yang menginginkan barang berkualitas dan tahan lama untuk dijual kembali.
Potret Kehidupan Sehari-hari di Bengkel
Pagi menjelang siang di bengkel kayu Hariono selalu dimulai dengan suara khas yang berirama: dengungan mesin pemotong, dentingan ringan palu, dan gesekan amplas yang halus namun konsisten.Â