Mohon tunggu...
Fadh Ahmad Arifan
Fadh Ahmad Arifan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pernah bersekolah di MI Attaraqqie. Penggemar mie ayam dan Jemblem

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

PBB : Antara Poros Istana dan Mekkah

14 April 2019   08:01 Diperbarui: 14 April 2019   08:22 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara PBB tidak jelas mesin politik dan pengusaha yang menjadi donaturnya. Basis atau fondasi politik PBB juga tidak sekuat PKB, PKS dan PAN. PKB bisa mengandalkan suara kalangan Pesantren dan Fatayat, PAN dengan mengandalkan suara warga Muhammadiyah dan PKS dari aktivis dakwah Kampus dan sebagaian warga yang berdomisili di Perumahan.

Ada kabar yang beredar luas di media sosial bahwa para aktivis Hizbut tahrir Indonesia (HTI) akan menyumbang suara ke PBB.  Sebetulnya itu tidak benar. Aktivis HTI sampai kapan pun Golput. Bukankah mereka berpandangan bahwa "Demokrasi adalah Sistem kufur". Mereka hanya mau Khilafah tegak kembali di negeri ini.

Boleh jadi pada perhelatan Pileg tahun ini, nasib PBB akan mengulang seperti Pileg 2009. Walau masuk sepuluh besar dengan raihan 1,8 juta suara (setara dengan 1,7 persen), akan tetapi Partai ini tak lolos Parliamentary Threshold (PT) yang diberlakukan sebesar 2,5 persen. 

Saya berbaik sangka, selama Yusril ihza Mahendra masih hidup, PBB tidak akan bubar seperti Partai Matahari Bangsa (PMB) dan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU). Wallahu'allam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun