Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... GURU - PENCARI MAKNA

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tari Caci: Warisan Manggarai yang Mengajarkan Kita Arti Luka, Harga Diri, dan Pelukan

4 Juli 2025   08:16 Diperbarui: 8 Juli 2025   14:17 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tarian Adat Caci, Manggarai, Pulau Flores, NTT.  (KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA)

Saya menulis ini sebagai saksi. Sebagai orang yang menonton langsung. Dan sebagai orang Manggarai, saya merasa lebih dekat dengan akar saya sendiri.

Suatu hari, saya berharap saya punya keberanian untuk mencambuk, lalu memeluk. Dan mungkin, kamu juga punya.

Dan aku membiarkanmu dengan pertanyaan ini:

"Siapa yang akan kita peluk hari ini karena luka kita ada, bukan karena tidak ada?"

Dan aku masih menunggu pagi, yang entah datang sebagai pelukan, atau kepergian.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun