Namun, saya belajar untuk tidak langsung menyebutnya sebagai kelemahan. Mungkin justru itu adalah fase penting. Fase  ketika saya sedang belajar mendengarkan suara saya sendiri.
Suara yang tidak harus sempurna, tapi jujur.
Suara yang mungkin masih ragu dan bergetar, tapi tetap berani mencoba.
Suara yang perlahan-lahan akan menemukan bentuknya, ritmenya, dan caranya sendiri untuk hadir di dunia.
Dan saya percaya, setiap orang memiliki suara yang layak untuk diperdengarkan. Termasuk saya. Termasuk kamu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI