Mohon tunggu...
evka waty
evka waty Mohon Tunggu... Guru - -

Masih banyak belajar. Tolong dukung saya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hari Esok Akan Lebih Baik

18 Juni 2022   10:39 Diperbarui: 18 Juni 2022   10:43 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Pak, kalau saya jualan gorengan gimana pak?” kata Sri

“Emang cukup bu buat modal?” Kata pak Krisna

“Sedikit-sedikit dulu buatnya. Siapa tahu laku. Gina dan Nia juga minta dibuatkan untuk dijual di sekolah mereka. hitung-hitung bisa buat beli beras “ kata Bu Sri.

“Terserah ibu saja. Ayo bu kita istirahat. Badan bapak pegal rasanya” kata pak Krisna sambil beranjak dari duduknya.

“Bapak duluan saja istirahat sama anak-anak. Masih ada yang harus ibu beresin dulu pak” kata bu Sri sambil mengangkat piring dan gelas yang tergeletak dilantai.

Nia berlari-lari kecil sepulang sekolah sambil menahan tangis. Begitu kakinya memasuki pintu rumah mereka. Suaranya puu pecah menangis. Sri yang sedang memasak di dapur bersama Gina keluar untuk melihatnya. Keranjang kecil yang dibawah Nia tergeletak di lantai rumah. Yang membuat Sri terkejut keranjang itu penuh dengan lumpur.

“Nia, dagangannya kenapa?” Tanya Sri, Nia tak menjawab. Tangisnya semakin pecah dan merangkul pinggang Sri

“Kamu jatuh Nia?”Kata Gina sambil berjongkok didepan keranjang tersebut. Dibukanya tutup keranjang tersebut masih terdapat banyak kue disana yang bercampur dengan lumpur Nia menggeleng.

“Di lempari lumpur sama Tono dan teman-temanya di sekolah. Katanya kue Nia rasa lumpur” katanya dengan sesengukan.

“Ya, Allah. Nakal-nakal betul anak-anak itu.” Kata bu Sri. Sedih rasanya melihat kue-kue itu menjadi terbuang sia-sia.

“Ya, sudah. Tidak apa-apa. Sekarang kamu berhenti menangis, cepat ganti baju kamu biar kak Gina cuci. Ibu ada masak sayur lodeh kesukaanmu” Kata Sri sambil memberi isyarat pada Gina untuk membereskan keranjang tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun