Data bernilai ekstrem sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja dalam aplikasi keuangan seperti pada data saham, data pengeluaran/pendapatan suatu pemerintah daerah, data kerugian, dan data klaim asuransi. Data bernilai ekstrem merepresentasikan sebuah kejadian/proses yang jarang (tidak biasa) terjadi. Data ini direpresentasikan melalui nilai-nilai data yang cukup besar (ekstrem kanan) maupun cukup kecil (ekstrem kiri). Sebagai salah satu contoh pada data pengeluaran suatu pemerintah daerah memungkinkan terjadinya pengeluaran yang cukup besar melampaui batas minimum risiko yang diprediksikan di awal perencanaan. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan melalui pengamatan dari kebergantungan data bernilai ekstrim.
Dalam menentukan besarnya kebergantungan data diperlukan suatu ukuran kebergantungan. Ukuran kebergantungan yang sudah biasa digunakan adalah Pearson’s Correlation yang hanya mampu mengukur kebergantungan data secara linier. Oleh karena itu, dalam penentuan kebergantungan data bernilai ekstrem diperlukan ukuran kebergantungan lain seperti Tail Dependence Coefficient (TDC). Konsep utama dari TDC ini adalah mengukur kebergantungan dari 2 variabel atau lebih yang memiliki nilai-nilai ekstrem kanan dan/atau ekstrem kiri dari distribusi gabungan (joint distribution) nya. TDC terbagi kedalam 2 jenis, yaitu upper-TDC (indikasi kebergantungan ekstrem kanan) dan lower-TDC (indikasi kebergantungan ekstrem kiri). Nilai TDC berkisar diantara 0 dan 1. Jika nilai upper/lower-TDC bernilai 0 artinya tidak terindikasi adanya kebergantungan nilai ekstrem kanan/kiripada data.
Secara khusus pengamatan kebergantungan data bernilai ekstrem ini ditujukan untuk mengetahui dan menganalisis kebergantungan pada sekelompok data pengeluaran yang berkecenderungan bernilai cukup besar (ekstrem kanan). Sehingga dalam tahap lebih lanjut diharapkan dapat membantu menentukan prediksi untuk nilai batas minimum risiko dari agregasi data pengeluaran yang lebih akurat.
Data pengeluaran yang digunakan akan dikhususkan pada data PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) menururt penggunaan atas dasar harga berlaku di Jawa Barat periode 1993-2007 yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) Jabar. BPS Jabar menyatakan bahwa PDRB menurut penggunaan menggambarkan pengguÂnaan barang dan jasa yang diproduksi oleh berbagai sektor dalam masyarakat. Sektor-sektor yang berperan dalam penentuan PDRB Jabar dapat dikelompokan dalam 3 sektor besar yaitu : Konsumsi, Investasi dan Ekspor-Impor. Sektor konsumsi terdiri dari : konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga non profit dan konsumsi pemerintah. Sedangkan untuk sektor investasi terdiri dari : pembentukan modal tetap bruto dan perubahan stok.
Tahun
PDRB Menurut Penggunaan berdasarkan Harga Berlaku (Juta Rupiah)
Konsumsi
Investasi
Ekspor-Impor
Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi Lembaga Non Profit
Konsumsi Pemerintah
Pembentukan Modal Tetap Bruto
Perubahan Stok
Ekspor
Impor
1993
33792734
299370
3867915
12544486
2319406
17847705
16731943
1994
40222633
351214
4074496
15110571
3325829
20470093
18742343
1995
46846640
397120
4666753
17946576
4869450
25116242
23644603
1996
53846987
464512
5526514
24199724
5014766
29183435
28830729
1997*
63449266
530763
6443542
22363906
3563745
33869976
29120635
1998**
97028644
849109
8345809
29109460
1826396
54247362
48642994
2000
123024203.7
1174457.56
11145324.65
30581649.69
3650573.38
82923332.34
56746513.73
2001
137281923.4
1239902.04
12896962.52
33585697.76
5211604.91
88114299.08
59143420.63
2002*
154029817.3
1397894.18
14870727.42
36073192.29
3695076
100710284.5
69369603.46
2003
177759061.1
1532096.64
19517990.6
42873463.13
6549348.42
118993842
94048787.81
2004
200793777.59
2148100.14
24229776.59
49749372.82
9813933.81
184644044.57
159165313.42
2005
261554458.42
1783628.40
27419141.64
63646174.39
13022969.07
208750738.70
182750711.70
2006*
303297844.70
2104095.89
35514672.67
75641574.78
15202960.91
224097262.73
183546033.31
2007**
339386306.76
2345310.89
38292406.33
87137226.82
18259522.26
231448776.48
184753551.51
*) Angka Diperbaiki
**) Angka Sementara
Pada analisis pengamatan kebergantungan nilai ekstrem ini hanya akan dikenakan khusus pada sektor (variabel) Konsumsi dan Investasi. Berikut adalah hasil pengamatan kebergantungan di bagian nilai ekstrem kanan antar variable/sektor dari data PDRB Jabar yang diberikan oleh nilai dari upper-TDC () dengan tingkat signifikansi 95% sebagai berikut :





0.5
1
0.5
1
1
Keterangan : RT (Rumah Tangga), LNP (Lembaga Non Profit), P (Pemerintah), PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto), PS (Perubahan Stok), K (Konsumsi), I (Investasi).
Dari hasil pengamatan pada table di atas memberikan dua kesimpulan penting. Pertama, untuk antar variable-variabel pada sektor konsumsi maupun investasi, keduanya memiliki kebergantungan ekstrem kanan. Hal ini diindikasikan olehÂ


Namun, hal yang paling penting disini adalah kesimpulan kedua yang dapat kita peroleh dengan melakukan agregasi pada variable-variabel sektor konsumsi juga agregasi pada variable-variabel investasi. Selanjutnya, ditentukan nilai dari kebergantungan ekstrem kanan dari agregasi konsumsi dan agregasi investasi sehingga didapatkan informasi kebergantungan nilai ekstrem kanan antara sektor konsumsi dan investasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

Perhatikan nilai-nilai TDC di atas diperoleh dengan mengambil tingkat signifikansi





Korelasi data-data bernilai ekstrem




Sebelum pengujian
1
1
0.95


Setelah pengujian
1
1
0.9286


Perhatikan bahwa pada table di atas memberikan keterangan bahwa nilai upper-TDC untuk agregasi sektor konsumsi dan investasi memang memiliki kecenderungan ekstrem kanan yang sempurna. Hal ini ditunjukkan oleh nilai





Evi Nurohmah
Magister Matematika ITB 2012
Penerima Bakrie Graduate Fellowship (BGF) Periode 2012
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI