Mohon tunggu...
Evansus Renandi Manalu
Evansus Renandi Manalu Mohon Tunggu... ASN

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature

Jerat Membuat Satwa Liar Merana

18 September 2025   18:58 Diperbarui: 18 September 2025   18:58 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     

         Aktivitas perburuan satwa liar bukanlah hal yang baru, bahkan intensitasnya cenderung terus meningkat. Beragam tujuan dijadikan alasan pembenar, seperti : mengurangi hama/perusak/pengganggu tanaman, untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, menambah penghasilan sampai kepada penyaluran hobi/kesenangan. Berbagai cara/aktivitas perburuan pun dihalalkan, termasuk pemasangan jerat.

          Jerat memang terbukti ampuh dalam aktivitas perburuan. Sayangnya, niat hati ingin menjerat babi hutan maupun hewan/satwa hama/pengganggu lainnya, sebaliknya yang terjerat adalah satwa liar jenis yang dilindungi. Malang pun tak dapat ditolak, beberapa satwa liar tersebut menjadi korban bahkan sampai meregang nyawa.  Simak fakta dan data  berikut ini.

          Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang terlilit jerat babi hutan selama 4 hari, akhirnya mati pada Senin (9/6/2025) setelah mendapatkan perawatan medis selama 28 hari di Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi. Infeksi timbul karena jerat yang menimpa harimau. Akibatnya, luka serius hingga peradangan dialami kaki kiri satwa itu. Hal tersebut merupakan dampak negatif dari jerat yang diletakkan oleh para pemburu (Jerat Pemburu Disebarkan, Satwa Liar Jadi Korban, Afifah Putri Ningdiyah,  https://gardaanimalia.com  11 Juli 2025)

           Sebelumnya, satu ekor Harimau Sumatera betina ditemukan mati akibat jerat, di Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Rabu (11/9/2024) siang. Irfan Tambunan, warga Hutalimbaru, Kecamatan Kotanopan, menurut pengakuannya mengatakan jerat dipasang untuk menangkap babi di kebunnya. Namun setelah diperiksa ternyata yang kena adalah harimau dalam kondisi tidak bernyawa.

          Lokasi kejadian berhimpitan langsung dengan kawasan hutan Taman Nasional (TN) Batang Gadis yang merupakan wilayah jelajah Harimau Sumatera (Kena Jerat, Harimau Sumatera Ditemukan Mati di Mandailing Natal, Ayat S. Karo-karo,  https://mongabay.co.id   14 September 2024)

         Masih ditahun yang sama, satu ekor harimau lagi-lagi mati akibat jerat, pada Kamis (25/7/2024). Harimau betina usia 2-3 tahun itu, ditemukan dengan leher terjerat di wilayah Nagari Sungai Pua, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. Hasil nekropsi menunjukkan, satwa dilindungi ini mati akibat trachea pecah fraktur pada tulang leher yang mengakibatkan gagal napas akibat terjerat pada leher (Masuk Kandang Jebak, Begini Kondisi Harimau Yang Ditangkap di Agam, Vinolia https://mongabay.co.id  18 Maret 2025)

         Bukan hanya harimau, satwa lainnya juga jadi korban jerat. Beruang Madu (Helarctos malayanus) contohnya, menjadi korban terlilit jerat babi hutan milik masyarakat dengan kondisi kaki kanannya nyaris putus. Lokasi jerat berada di Dusun Bukit Paku, Desa Pelayangan, Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari, Jambi.

         Kepala Balai KSDA Jambi, Agung Nugroho, Jumat (6/6/2025) menjelaskan Beruang Madu berusia 7 tahun, dengan jenis kelamin betina dan perkiraan bobot tubuh sekitar 60-70 kilogram. Hasil analisis dari tim lapangan, beruang madu telah dua hari terperangkap jerat babi hutan milik masyarakat. Satwa ini mengalami luka serius pada kaki depan sebelah kanan. Bahkan pergelangan kaki yang terlilit jerat nyaris putus (Kaki Beruang Madu Yang Terlilit Jerat 2 Hari dan Nyaris Putus, Kepala BKSDA : Kita Beri Tindakan Medis,  https://regional.kompas.com 6 Juni 2025)

         Tak lama berselang, giliran Tim Balai KSDA Aceh mengevakuasi satu individu Beruang Madu yang terkena jerat di perkebunan masyarakat di Desa Meunasah Gantung, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat, pada Rabu (2/7/2025). Kepala Balai KSDA Aceh Ujang Wisnu Barata, mengatakan kondisi beruang betina, berusia sekitar satu setengah tahun, tersebut saat dievakuasi mengalami luka serius akibat terkena jerat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun