Mohon tunggu...
Eudora HanaCalista
Eudora HanaCalista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa PAI UIN WALISONGO SEMARANG 19'

work hard dream big

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Belajar pada Siswa

23 Oktober 2019   10:46 Diperbarui: 22 Juni 2021   08:51 11053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Belajar pada Siswa. | Kompas

Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Pada Siswa

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Naili Rofiqih, S.Psi.,M.Si

Disusun Oleh :

Eudora Hana Calista                                                      (1903016018)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN 

UNIVERSTAS ISLAM NEGERI WALISONGO 

SEMARANG

2019

Belajar (learning), sering kali didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada masa berikutnya yang diperoleh kemudian dari pengalaman-pengalaman. Para ilmuwan perilaku berusaha mengukur apa yang telah dikerjakan oleh seorang makhluk untuk dapat menguasai belajar ini. Tetapi, belajar itu sendiri merupakan kegiatan yang terjadi di dalam diri seseorang, yang sukar untuk diamati secara langsung.[1]

 Sebagian orang, beranggapan belajar itu semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Orang yang berasumsi demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru/dosennya. Padahal, belajar bisa melalui mana saja.

Menurut pendapat ahli modern belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Sedangkan, menurut pendapat tradisional, belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan, di sini yang dipertimbangkan adalah pendidikan intelektual. Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik, khususnya para guru.

Permasalahan-permasalahan yang selama ini diduga menyebabkan hasil belajar praktik selalu rendah ini diantaranya motivasi belajar yang masih rendah; persepsi mengenai kelistrikan itu memiliki tingkat bahaya yang tinggi; media pembelajaran kelistrikan yang terbatas; sarana dan pra sarana bengkel yang tidak memenuhi syarat untuk melaksanakan prakti-kum; latar belakang pendidikan yang berbeda-beda; dan guru belum mene-mukan cara yang tepat dalam membangun pemahaman awal dalam mempelajari kelistrikan otomotif.[2]

Baca juga: Layanan Bimbingan Konseling Mendukung Keberhasilan Siswa

 Cartledge dan Milburn menguraikan pula bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu: [3]

  • Karakteristik yang meliputi tingkat perkembangan, jenis kelamin dan gangguan pada kemampuan kognitif dan perilaku.
  • Kriteria sosial yang meliputi konteks sosial, situasi spesifik yang dihadapi, hubungan seseorang dengan kelompok sosialnya, serta validitas sosial.

Manger, dkk mengemukakan bahwa perbedaan jenis kelamin, tingkat perkembangan,  dan motivasi intrinsik merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan. Hurlock menguraikan bahwa dukungan dan cara pengasuhan demokratis mampu memberikan kesempatan berkembangnya anak secara optimal. Dalam kesempatan tersebut, akan memperoleh kesempatan belajar dan mandiri seluas-luasnya. Selain cara pengasuhan, keadaan keluarga terutama status sosial ekonomi dan status gizi berpengaruh pula pada keberhasilan belajar. Hal ketiga yang mempengaruhi prestasi belajar adalah jenis kelamin.

Upaya-upaya yang selama ini yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya prestasi belajar peserta didik. Nampak tidak didasari oleh analisis yang mendalam dan komprehensif tentang berbagai faktor yang mempengaruhi prestasi belajar itu. Upaya-upaya yang selama ini dilakukan pemerintah untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik lebih menekankan pada penanganan faktor lingkungan (faktor eksternal) seperti meningkatkan kesejahteraan guru serta mengembangkan sarana dan prasaran pendidikan. Faktor-faktor perilaku (faktor internal) seperti motivasi belajar peserta didik, kebiasaan belajar dan self-regulated learning (SRL) belum mendapatkan perhatian yang serius. [4]

 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dalam teori kognitif sosial (social cognitive theory) dibangun dari dua faktor utama, yaitu:

  • Faktor perilaku (faktor internal) peserta didik;
  •  
  • Faktor internal, merupakan faktor yang berasal dari dalam, yang mempengaruhi individu, diantaranya berupa kondisi biologis, kondisi emosional, dan tingkat perkembangan yang dimiliki, selain itu juga meliputi tingkat kecerdasan dan karakteristik individu atau ciri kepribadian.
  •  
  • Faktor internal adalah faktor yang datang dari diri siswa, antara lain minat belajar, motivasi belajar, bakat, dan persepsi, baik persepsi siswa terhadapat mata pelajaran maupun terhadap guru pengajar. Faktor internal sangat penting dalam menentukan hasil belajar seseorang.[5]
  •  
  • Minat belajar merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pembelajaran. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memerhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang dan diperhatikan terus-menerus disertai dengan rasa senang (Slameto, 2010:57). Minat belajar perlu mendapatkan perhatian khusus karena minat belajar merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan proses belajar.Di samping itu, minat yang timbul dari kebutuhan siswa merupakan faktor yang sangat penting bagi siswa dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan atau usaha-usahanya. Anak akan belajar dengan baik apabila mempunyai minat belajar yang besar. Jika  memiliki keinginan untuk belajar yang tinggi, ia akan cepat mengingat dan mengerti apa yang ia pelajari. Siswa dengan minat yang tinggi pada suatu mata pelajaran tertentu akan mendorong dirinya untuk mengetahui secara mendalam materi pelajaran yang didapatnya. Siswa yang memiliki minat tinggi terhadap pelajaran Bahasa Indonesia, sudah tentu akan selalu berupaya untuk memperbaiki hasil belajarnya. Siswa tersebut akan aktif bertanya jika menemukan kesulitan dalam memahami pelajaran bahasa Indonesia. Sebaliknya, seorang siswa yang memiliki minat yang rendah pada pelajaran Bahasa Indonesia, akan mengikuti proses kegiatan belajar dengan kurang aktif dan akan berdampak pada hasil belajar yang diperolehnya. Dengan demikian siswa dengan minat belajar yang tinggi akan mencapai hasil belajar yang lebih baik daripada siswa yang minat belajarnya rendah.5
  •  
  • Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan mencurahkan perhatiannya secara maksimal. Dengan demikian, minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada lainnya. Seseorang yang belajar dengan penuh minat, ia akan berusaha untuk belajar dengan penuh perhatian dan semangat belajar yang tinggi, serta senantiasa memotivasi dirinya untuk tertarik pada materi yang dipelajarinya, sehingga prestasi belajar meningkat.5
  •  
  • Faktor internal menyangkut seluruh pribadi termasuk kondisi fisik maupun mental atau psikis. Faktor internal ini sering disebut faktor intrinsik yang meliputi kondisi fisiologi dan kondisi psikologis yang mencakup minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan lain-lain.[6]
  •  
  • Kondisi Fisiologis Secara Umum
  •  
  • Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan lelah. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuannya berada di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi. Anak-anak yang kurang gizi mudah lelah, mudah mengantuk, dan tidak mudah menerima pelajaran.
  •  
  • Kondisi Psikologis
  •  
  • Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologi. Oleh karena itu semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain seperti faktor dari luar dan faktor dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. Meski faktor luar mendukung tetapi faktor psikologis tidak mendukung maka faktor luar itu akan kurang signifikan. Oleh karena itu minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif adalah faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses dan hasil belajar mahasiswa.
  •  
  • Kondisi Panca Indera
  •  
  • Di samping kondisi fisiologis umum, hal yang paling penting adalah kondisi panca indera terutama penglihatan dan pendengaran. Sebagian besar yang dipelajari manusia pelari menggunakan penglihatan dan pendengaran. Orang bealajar dengan membaca, melihat contoh atau model, melakukan observasi, mengamati hasil eksperimen, mendengarkan keterangan guru dan orang lain, mendengarkan ceramah, dan lain-lain.
  •  
  • Intelegensi/Kecerdasan
  •  
  • Intelegensi adalah suatu kemampuan umum dari seseorang untuk belajar dan memecahkan suatu permasalahan. Jika intelegensi seseorang rendah bagaimanapun usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar, jika tidak ada bantuan orang tua atau pendidik niscaya usaha belajar tidak akan berhasil.

Baca juga: Mengidentifikasi Keberhasilan Siswa dalam Pelaksanaan BK di Sekolah


  • Bakat
  •  
  • Bakat merupakan kemampuan yang menonjol disuatu bidang tertentu misalnya bidang studi matematika atau bahasa asing. Bakat adalah suatu yang dibentuk dalam kurun waktu, sejumlah lahan dan merupakan perpaduan taraf intelegensi. Pada umumnya komponen intelegensi tertentu dipengaruhi oleh pendidikan dalam kelas, sekolah, dan minat subyek itu sendiri. Bakat yang dimiliki seseorang akan tetap tersembunyi bahkan lama-kelamaan akan menghilang apabila tidak mendapat kesempatan untuk berkembang.
  •  
  • Motivasi
  •  
  • Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Mahasiswa yang mempunyai motivasi tinggi sangat sedikit yang tertinggal dalam belajarnya. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri (motivasi intrinsik) dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus untuk mencapai citacita. Senantiasa memasang tekat bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar. Bila ada mahasiswa yang kurang memiliki motivasi instrinsik diperlukan dorongan dari luar yaitu motivasi ekstrinsik agar mahasiswa termotivasi untuk belajar.
  •  
  • Faktor lingkungan (faktor eksternal) peserta didik dalam belajar (Brown, 1999; Hergenhahn & Olson, 2009). 4
  •  
  • Faktor eksternal, merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu, diantaranya berupa dukungan keluarga, kondisi sosial ekonomi, pengaruh budaya, dan kelompok sosial.
  •  
  • Faktor eksternal yang meliputi pola asuh orang tua, persaingan antar saudara, adanya anggota keluarga lain di dalam rumah diluar keluarga inti, hubungan dengan orang dewasa di luar anggota keluarga, serta hubungan dengan kelompok sosialnya.3
  •  
  • Faktor eksternal, yaitu faktor yang datang dari luar diri siswa, seperti lingkungan belajar, lingkungan keluarga, latar belakang sosial ekonomi keluarga, dan perhatian orang tua dalam membantu mengatasi kesulitan belajar yang dialami anak.5

 Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar salah satunya adalah faktor keluarga, terutama orang tua. Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang yang mempunyai hubungan pertalian darah (Bahan Ajar Pengantar Pendidikan, 2006:55). 

 Menurut Departemen Kesehatan RI (1988), keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Berdasarkan jenis anggota keluarga yang dimaksud dengan keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. 

 Dalam rangka mengembangkan kemampuan diri setiap anggota keluarga, pendidikan merupakan faktor utama. Pendidikan yang dimaksud dapat bersifat baik formal maupun informal. Apabila pendidikan formal lebih difokuskan pada peningkatan kemampuan manusia dalam bidang keterampilan dan ilmu pengetahuan, maka pendidikan informal lebih berorientasi pada pendidikan mental dan spiritual. Menurut Sudarsono (1993:54) pendidikan informal dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap pembentukan dan pengembangan pribadi setiap anggota keluarga. 5

 Cara orang tua mendidik anak memberikan pengaruh yang besar terhadap belajar anak. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga sehat berperan penting bagi pendidikan dalam ukuran kecil, tetapibersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar, yaitu pendidikan bangsa, negara, dan dunia. Berdasarkan hal tersebut, dapatlah dipahami betapa pentingnya peranan keluarga di dalam pendidikan anak. Cara orang tua mendidik anak akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak.

 Menurut Slameto (2010:61), orang tua yang kurang atau tidak memerhatikan pendidikan anak dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajar. Orang tua yang kurang atau tidak memerhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anak, tidak memerhatikan sama sekali kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anak dalam belajar, tidak mengatur waktu belajar anak, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajar anak, tidak memerhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimana kemajuan belajar anak, dan tidak mau tahu kesulitan-kesulitan belajar yang dialami anak.

Orang tua mempunyai peranan yang penting dalam pendidikan. Orang tua merupakan salah satu komponen yang harus bertanggung jawab atas pendidikan anak. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya pembinaan dan perhatian yang baik dalam proses belajar anak. Keterlibatan orang tua atas aktivitas anak dalam belajar merupakan salah satu hal yang diperlukan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Bentuk lain dari perhatian orang tua dalam proses pendidikan anak dan membantu anak dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi di sekolah adalah mendorong dan memotivasi anak untuk belajar serta melengkapi seluruh kebutuhan yang berhubungan dengan sekolah.

Hal itu mudah dilakukan oleh orang tua yang memiliki tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi yang memadai, karena dengan bekal itu orang tua dapat memberikan bimbingan dan solusi dalam pemecahan masalah kesulitan belajar yang dihadapi anak. Agar siswa dapat memahami dan memiliki minat terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia, orang tua perlu memberikan perhatian kepada anak sehingga memahami apa yang dibutuhkan anak agar dapat meningkatkan prestasi belajar.

Dalam kenyataannya, masih banyak orang tua beranggapan bahwa masalah pendidikan adalah urusan guru, maka lenyaplah tanggung jawab orang tua dalam memerhatikan pendidikan anaknya. Selain perhatian orang tua, latar belakang pendidikan orang tua juga dapat memberikan pengaruh terhadap minat belajar anak, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak.

Persepsi siswa tentang pendidikan orang tua akan memengaruhi persepsi mereka terhadap pentingnya pendidikan itu sendiri sehingga akan memengaruhi prestasi belajar mereka. Hal tersebut sesuai dengan hasil studi yang dilakukan oleh Utami Munandar di Jakarta pada tahun 1977. Studi dilakukan terhadap 128 siswa kelas enam SD dan 138 siswa kelas tiga SMP serta orang tua mereka untuk melihat hubungan antara beberapa faktor lingkungan keluarga dan kinerja anak, termasuk inteligensi kreativitas dan prestasi belajar. 

Baca juga: Berapa Persen Kontribusi Sekolah terhadap Keberhasilan Siswa?

Faktor ekternal meliputi segala sesuatu ang berasal dari luar diri individu yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya baik itu di lingkungan sosial maupun lingkungan lain.

  • Faktor Lingkungan
  • Faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:
  • Lingkungan alami, seperti keadaan suhu, kelembaban udara berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Belajar pada keadaan udara yang segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar pada suhu udara yang lebih panas dan pengap.
  • Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia dan representasinya (wakilnya), walaupun yang berwujud hal yang lain langsung berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Seseorang yang sedang belajar memecahkan soal akan terganggu bila ada orang lain yang mondar-mandir di dekatnya atau keluar masuk kamar. Representasi manusia misalnya memotret, tulisan, dan rekaman suara juga berpengaruh terhadap hasil belajar.
  • Faktor Intrumental
  • Faktor-faktor instrumental adalah yang penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan yang telah dirancang. Faktor-faktor ini dapat berupa :
  • Perangkat keras / hard ware misalnya gedung, perlengkapan belajar, alat-alat praktikum, dan sebagainya.
  • Perangkat lunak / soft ware seperti kurikulum, program, dan pedoman belajar lainnya.

 Berdasarkan uraian pendapat di atas, disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu :

  • Faktor internal yang meliputi kondisi biologis, ciri kepribadian, dan tingkat perkembangan yang dimiliki
  • Faktor eksternal yang meliputi keluarga, kondisi sosial ekonomi, pengaruh budaya, dan kelompok sosial.

  • DAFTAR PUSTAKA
  1. Mustamin. 2013. "Faktor-Faktor  Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa  Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Alauddin Makassar".Jurnal Matematika Dan Pembelajaran (Mapan), Vol. 1 No. 1 Desember 2013: 151-177.
  2. Pratiwi. 2015. "Pengaruh Tingkat Pendidikan, Perhatian Orang Tua, Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Smk Kesehatan Di Kota Tangerang". Jurnal Pujangga Volume 1, Nomor 2, Hal 76-78.
  3. Shaleh, Abdul. 2009. Psikologi: Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana
  4. Sugiarti. 2013. "Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan BelajarSiswa Slow Learner di Sekolah Luar Biasa (Slb) NegeriSemarang". Jurnal Psikologi. Vol 5, No 1.
  5. Sutrisno. 2016. "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswapada Pembelajaran 
  6. Praktik Kelistrikan Otomotif Smk Di Kota Yogyakarta". Jurnal Pendidikan Vokasivolume 6, No 1, Februari 2016 (111-120)
  7. Yuzarion. 2017. "Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Peserta Didik". Ilmu  Pendidikan, Volume 2 Nomor 1, Juni 2017: 107-117.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun