Dirangkum dari berbagai catatan, gejala kemarahan rakyat berbeda di banyak negara. Namun manifestasi kemarahan rakyat ini hampir serupa mulai dari protes dan demonstrasi publik, hingga tindakan agresifÂ
Tindakan agresif ini bisa berupa vandalisme, kerusuhan, dan bahkan kekerasan fisik terhadap simbol atau orang yang dianggap mewakili kekuasaan atau masalah.
Secara lebih halus, bisa juga terlihat melalui peningkatan ketidakpercayaan terhadap pemerintah, menyebarnya rumor dan disinformasi atau fake
Untuk semakin membakar kemarahan rakyat ada pihak-pihak yang sengaja meningkatkan penggunaan retorika yang provokatif dan permusuhan di media sosial dan forum publik.
Dalam kasus Nepal, video lama tentang pidato seorang siswa Holy Bel English Secondary School, Aviskar Raut ditayang ulang di tengah tuntutan anti korupsi. Video itu memercikkan api kemarahan massa
Sebenarnya video tentang pidato Aviskar Raut itu sudah ditayangkan Maret 2025 lalu. Namun, ketika tayangan pidato melawan korupsi itu diposting ulang, massa langsung terbakar kemarahan
Kemarahan rakyat di Nepal didominasi agresi verbal dan agresi fisik. Agresi verbal berupa makian dengan kata-kata kasar kepada para pejabat pemerintah Nepal
Sedangkan agresi fisik massa memukul, mendorong, serta melakukan kekerasan lainnya bahkan sampai mengejar para pejabat di jalan raya hingga masuk ke dalam sungai
Kenapa massa di Nepal bisa begitu brutal padahal negara ini dulunya adalah negara yang sangat taat beragama. Ada banyak kuil Hindu dan Budha sehingga Nepal dijuluki sebagai negara "Seribu Kuil".
Pemicu keberingasan rakyat memang sulit dianalisa. Namun semua ini biasanya berawal dari hilangnya kepercayaan rakyat terhadap institusi pemerintah serta hukum dan keadilan
Tidak itu saja, keberingasan rakyat biasanya lahir dari rasa frustasi yang dalam karena hampir tidak ada lagi yang bisa dipercaya seperti media, tokoh-tokoh publik dan lainnya