Mohon tunggu...
Erwinton
Erwinton Mohon Tunggu... Storyteller

Storyteller

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menulis Ulang Kisah Manusia dan Gajah

19 September 2025   00:44 Diperbarui: 19 September 2025   01:01 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto Gajah di Hutan (Sumber: unsplash.com/aashishpareek)

Sementara itu, di level desa, anak muda bisa didorong menjadi tim reaksi cepat atau tim penyuluh lingkungan dengan menyampaikan pesan konservasi dalam bahasa lokal dan narasi yang relevan dengan nilai-nilai budaya. Sebagai contoh, mereka bisa menjelaskan bahwa gajah bukanlah musuh manusia, melainkan mahkluk ciptaan Tuhan yang punya hak yang sama.

Pendekatan tersebut juga harus selaras dengan logika ekonomi masyarakat. Tanaman pagar yang tidak disukai gajah tetapi memiliki nilai ekonomi dapat dikembangkan di daerah konflik manusia-gajah. 

Anak muda bisa dilibatkan untuk memetakan dan menanam tanaman yang bernilai jual dan tidak disukai gajah. Jika itu terlaksana, konservasi bisa berkelanjutan karena mampu menghasilkan manfaat ekonomi bagi warga. Tanpa itu, konservasi kemungkinan besar hanya berumur pendek.

Dan yang tidak kalah penting, anak muda bisa dilibatkan dalam kampanye lingkungan baik tatap muka atau melalui media sosial. Mereka bisa menyebarkan kisah edukatif tentang hubungan manusia dan gajah guna mengubah persepsi masyarakat lokal atau publik secara luas. 

Dengan pendekatan tersebut, konservasi bukan sekadar isu teknis semata, melainkan ekspresi kepedulian terhadap alam dan kreativitas diri.

Pada akhirnya, gajah tidak tahu, juga tidak akan pernah tahu, bahwa mereka sedang dibela. Tetapi, anak muda, terutama mereka di daerah konflik manusia-gajah, paham betul bahwa masa depan harus dipejuangkan. 

Ketika mereka menanam pohon, menyisir hutan, dan membuat video kampanye, mereka sejatinya sedang menulis ulang kisah manusia dan gajah. Kisah yang pernah retak, akan tetapi belum berakhir.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun