Mohon tunggu...
Erwindya Adistiana
Erwindya Adistiana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Learning by Experience

Penulis pemula yang tertarik pada hal-hal seperti sejarah, militer, politik dan yang lain-lannya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Uni Soviet Runtuh?

2 September 2022   11:21 Diperbarui: 2 September 2022   11:22 2476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera Uni Soviet ketika diturunkan dari Kremlin dan digantikan bendera Russia pada 25 Desember 1991 | Sumber Gambar: spiegel.de

Perangko Surat yang menggambarkan kebijakan Gorbachev yang dikenal sebagai
Perangko Surat yang menggambarkan kebijakan Gorbachev yang dikenal sebagai "Glasnost dan Perestroika: | Sumber Gambar: hipstamp.com

Maka dari itu-lah Gorbachev memberlakukan suatu kebijakan baru. Kebijakan ini bernama "Glasnost dan Perestroika." Glasnost memiliki arti keterbukaan dan transparansi, sedangkan Perestroika memiliki arti restrukturisasi. Dengan menerapkan kebijakan Glasnost ini maka era keterbukaan dan transparansi akan dimulai di Uni Soviet, di mana dulu pengawasan dan pengaturan terutama di media, berita dan sarana informasi banyak diberlakukan dan tidak diperbolehkan memberitakan hal-hal yang berbau negatif, sekarang media, berita dan sarana informasi di Uni Soviet mulai terbuka. Sedangkan dengan menerapkan kebijakan Perestroika maka resturkturisasi terutama di bidang perekonomian di Uni Soviet pun dimulai, di mana dulu semua-semua selalu berada di bawah wewenang pusat di Moscow, maka sekarang beberapa daerah mulai memiliki otonomi atas wilayahnya masing-masing.

Namun sayangnya, banyak menilai bahwa kebijakan "Glasnost dan Perestroika" ini sebenarnya justru malah membawa Uni Soviet pada kejatuhan. Mengapa begitu? Karena dengan diberlakukannya kebijakan "Glasnost dan Perestroika" terutama Glasnost, pada akhirnya sisi buruk Uni Soviet banyak dilihat tidak hanya oleh masyarakat di Soviet sendiri, namun hampir oleh seluruh dunia internasional dapat melihat bagaimana rapuhnya sistem pemerintahan komunisme di Uni Soviet.

Reaktor Nuklir Chernobyl di Ukraine pasca insiden bocornya salah reaktor pada 26 April 1986 | Sumber Gambar: livescience.com
Reaktor Nuklir Chernobyl di Ukraine pasca insiden bocornya salah reaktor pada 26 April 1986 | Sumber Gambar: livescience.com

Salah satu contohnya adalah ketika insiden di reaktor Nuklir Chernobyl di Ukraine yang terjadi pada 26 April tahun 1986. Akibat kebocoran di reaktor Nuklir Chernobyl yang menyebabkan menyebarnya radiasi Nuklir di udara di sekitar wilayah Chernobyl, sehingga seisi kota Pripyat yang berlokasi sangat dekat dengan Chernobyl harus dievakuasi akibat semakin parahnya radiasi nuklir di sekitar Chernobyl dan kota Pripyat. Namun tidak seperti insiden-insiden terdahulu, seperti insiden bocornya reaktor nuklir di Kapal Selam Uni Soviet K-19 pada tahun 1961 yang ditutup-tutupi dan baru dibuka kebenaraannya 30 tahun pasca kejadian, pemerintah Soviet di bawah kebijakan "Glasnost dan Perestroika" Gorbachev justru memberitakan semua kebenaran akan insiden di reaktor nuklir Chernobyl ini. Alih-alih mendapat apresiasi karena memberitakan kebenaran yang sesungguhnya akan insiden ini, wajah asli pemerintah Soviet yang selama ini ditutup-tutupi justru semakin terlihat dan dinilai lalai sehingga menyebabkan terjadinya insiden Chernobyl ini dan dampak dari insiden ini yang sangat merusak kesehatan masyarakt di Kota Pripyat.

Akibat Insiden di reaktor Nukli Chernobyl pula-lah, mengapa Ukraine pada akhirnya memutuskan untuk memisahkan diri dari negara kesatuan Soviet Socialist Republic. Insiden di reaktor Nuklir Chernobyl telah membuat meredupnya kepercayaan rakyat Ukraine terhadap pemimpin pusat Moscow dalam penanganan insiden ini. Bahkan mereka menganggap bahwa jika bukan karena kelalaian pemerintah pusat Moscow, pastinya insiden di reaktor Nuklir Chernobyl ini dapat terhindar.

Antrian warga Soviet di Swalayan untuk bahan pangan, ketika terjadi kelangkaan bahan pangan | Sumber Gambar: alphahistory.com
Antrian warga Soviet di Swalayan untuk bahan pangan, ketika terjadi kelangkaan bahan pangan | Sumber Gambar: alphahistory.com

Tidak hanya itu saja, program Perestroika atau restrukturisasi terutama di bidang ekonomi rupanya juga tidak begitu berjalan dengan lancar. Karena setelah sekian lama ditutup-tutupi, pada akhirnya terlihat pula bahwa perekonomian Soviet sangatlah rapuh. Hal itu disebabkan karena banyaknya tingkat pengeluaran anggaran yang lebih dialokasikan untuk sektor pertahanan dan alutista, seperti yang disebutkan di atas di mana anggaran untuk membangun senjata-senjata yang terlihat sangat besar di mata dunia ternyata justru menyedot anggaran yang sangat besar pula. Terlebih lagi jika dilihat-lihat anggaran besar-besaran yang banyak dialokasikan di sektor pertahanan dan alutista tersebut, sebenarnya sangatlah bermanfaat dan lebih berguna untuk pembangunan ekonomi jika dialokasikan untuk sektor perekonomian.

Alhasil kebijakan "Glasnost dan Perestroika" yang tadinya diupayakan untuk membawa perubahan tetapi justru seakan malah membuka tabir akan bagaimana rapuhnya Uni Soviet. Tidak heran pula banyak yang mengatakan jika kebijakan "Glasnost dan Perestroika" ini pula-lah yang menuntun Uni Soviet pada kehancurannya.


Gejolak di Negara-Negara Eropa Timur

Ketua Serikat Buruh Polandia Lech Wasa ketika memimpin aksi menentang kebijakan pemerintah Komunis Polandia | Sumber Gambar: History.com
Ketua Serikat Buruh Polandia Lech Wasa ketika memimpin aksi menentang kebijakan pemerintah Komunis Polandia | Sumber Gambar: History.com
Pada awal dekade 1980an juga banyak diwarnai oleh gejolak politik di beberapa negara Eropa Timur yang selama ini kebanyakan dari negara-negara tersebut merupakan sekutu terdekat Uni Soviet. Salah satunya seperti yang terjadi di Polandia di mana serikat buruh melakukan demonstrasi menentang kepemimpinan Wojciech Jaruzelski yang merupakan sekutu terdekat Soviet dan dinilai sangat otoriter dan menuntun pada lengsernya pemerintahan Jaruzelski dan naiknya Lech Wasa sebagai Presiden Polandia dan menjadia Presiden Polandia pertama yang terpilih dalam pemilu demokratis yang untuk pertama kalinya diadakan di Polandia. Rupanya revolusi di Polandia ini sepertinya menginspirasi negara-negara Eropa Timur lainnya yang masih berada di bawah dominasi kepemimpinan Komunisme untuk turut bergejolak melawan pemerintahan Komunisme yang bersekutu dengan Uni Soviet. Ditambah lagi dengan kebijakan "Glasnost" yang mulai memberitakan permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi secara transparan dan terbuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun