Mohon tunggu...
Erwindya Adistiana
Erwindya Adistiana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Learning by Experience

Penulis pemula yang tertarik pada hal-hal seperti sejarah, militer, politik dan yang lain-lannya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Uni Soviet Runtuh?

2 September 2022   11:21 Diperbarui: 2 September 2022   11:22 2476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera Uni Soviet ketika diturunkan dari Kremlin dan digantikan bendera Russia pada 25 Desember 1991 | Sumber Gambar: spiegel.de

Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev bersama Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan | Sumber Gambar: reaganlibrary.gov
Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev bersama Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan | Sumber Gambar: reaganlibrary.gov

Memang sebelum Gorbachev naik ke kursi kepemimpinan Uni Soviet, hubungan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet justru kian memanas, walaupun sudah sempat membaik sebelumnya, namun ketika Ronald Reagan naik sebagai Presiden Amerika Serikat, Reagan justru mengambil langkah yang agak keras dalam menghadapi Uni Soviet. Hal ini dapat dilihat ketika insiden tertembak jatuhnya Pesawat Komersial Boeing 747 milik maskapai Korean Air, ketika tidak sengaja memasuki wilayah Uni Soviet. Tetapi sepeninggalnya Konstantin Chernenko dan naiknya Gorbachev ke kursi kepemimpinan Uni Soviet, hubungan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pun pada akhirnya kembali membaik, karena Gorbachev bersedia melakukan negosiasi perdamaiian dengan Amerika Serikat guna menghentikan Perang Dingin. Tetapi hal itu tidak begitu disambut dengan baik oleh para petinggi politbiro Uni Soviet.

Terlebih lagi Gorbachev sendiri setuju untuk melucuti persenjataan-persenjataan Uni Soviet terutama senjata-senjata Nuklir Uni Soviet guna membuka pintu perdamaiian dengan Amerika Serikat dan Negara-Negara Barat. Langkah ini-lah yang sangat bertentangan dengan para petinggi-petinggi politbiro di Uni Soviet dan dianggap sebagai langkah guna menggembosi kekuataan adidaya Uni Soviet.

Boris Yeltsin bersama warga Moscow ketika membarikade Gedung Pemerintahan Moscow dari para pelaku Kudeta | Sumber Gambar: History.com
Boris Yeltsin bersama warga Moscow ketika membarikade Gedung Pemerintahan Moscow dari para pelaku Kudeta | Sumber Gambar: History.com

Puncak dari ketidaksetabilan Politik di Uni Soviet pun terjadi pada Bulan Agustus tahun 1991, di mana ketika itu beberapa kelompok petinggi politbiro Uni Soviet berusaha untuk melancarkan upaya kudeta terhadap pemerintahan Gorbachev. Upaya kudeta ini sendiri ditenggarai tidak lain oleh Wakil Presiden Gorbachev sendiri yaitu Gennady Yanayev, Perdana Menteri Valentin Pavlov, Menteri Pertahanan Dmitry Yazov dan ketua Badan Intelijen K.G.B. Vladimir Kryuchkov. Mereka semua beserta beberapa petinggi senior politbiro lainnya membentuk "General Committee on the State Emergency" atau "Komite untuk penanganan Keadaan Darurat" guna mengatasi situasi di Uni Soviet yang semakin tidak stabil. Gorbachev yang pada saat itu sedang berlibur di Foros, Crimea pun ditetapkan sebagai tahanan rumah.

Namun upaya kudeta yang dilancarkan guna mengamankan Uni Soviet ini nampaknya tidak berjalan lancar dan banyak ditentang. Ribuan warga Moscow yang menolak upaya Kudeta ini pun berbondong-bondong menduduki Gedung Pemerintahan di Moscow guna mencegah para pelaku kudeta untuk mendudukinya. Salah satu yang turut ikut membarikade Gedung Pemerintahan di Moscow ini adalah Boris Yeltsin yang ketika itu menjabat sebagai anggota dewan perwakilan untuk wilayah Russia dan Yeltsin pun turut berpidato menolak keras upaya kudeta tersebut di atas tank yang membarikade Gedung Pemerintahan di Moscow ini guna menghalangi para pelaku Kudeta untuk mendudukinya. Upaya Kudeta pun berhasil digagalkan dan setelah tiga hari para pelaku Kudeta pun menyerah dan pada akhirnya ditahan, Gorbachev pun pada akhirnya naik kembali sebagai Presiden Uni Soviet.


Mikhail Gorbachev ketika mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Presiden Uni Soviet pada 25 Desember 1991 | Sumber Gambar: naragetarchive.com 
Mikhail Gorbachev ketika mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Presiden Uni Soviet pada 25 Desember 1991 | Sumber Gambar: naragetarchive.com 

Melihat keadaan menjadi semakin tidak stabil Gorbachev pun pada akhirnya memutuskan untuk melakukan perombakan pada tubuh pemerintahan Uni Soviet. Pada 17 Desember tahun 1991 Gorbachev bertemu dengan Yeltsin dan keduanya pun setuju untuk membubarkan Uni Soviet. Delapan hari kemudian, pada malam natal tahun 1991 atau pada tanggal 25 Desember tahun 1991, Mikhail Gorbachev pun mengumumkan pengunduran dirinya dari kursi Kepresidenan Uni Soviet.

Kedudukan Gorbachev sebagai Presiden digantikan oleh Boris Yeltsin dan pada hari berikutnya Parliament Uni Soviet pun memvoting untuk membubarkan Uni Soviet. Pada malam hari di hari yang sama Gorbachev mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Presiden Uni Soviet, Bendera Uni Soviet yang selama 60 tahun lebih di era kejayaan Uni Soviet berkibar megah di atas Istana Grand Kremlin pun turut diturunkan dari Istana Grand Kremlin untuk yang terakhir kalinya dan digantikan oleh bendera Federasi Rusia. Uni Soviet yang telah berdiri selama 69 tahun sejak tahun 1922 pun pada akhirnya resmi dibubarkan.


Mengapa Uni Soviet Bisa Runtuh?

Bendera Rusia yang berkibar di Istana Kremlin pada pagi hari 26 Desember 1991, menggantikan bendera Uni Soviet | Sumber Gambar: Getty Images
Bendera Rusia yang berkibar di Istana Kremlin pada pagi hari 26 Desember 1991, menggantikan bendera Uni Soviet | Sumber Gambar: Getty Images

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun