Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Pagi yang Hening

23 Desember 2023   09:24 Diperbarui: 23 Desember 2023   09:45 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di suatu pagi yang hening

Seorang ibu melangkah di atas trotoar jalan

Sorot matanya terang

Menyilaukan gelap di pagi yang temaram

Ketika bakul di punggungnya bergeser

Ia berhenti sejenak

Dari bibirnya terucap sebuah kata mirip doa

Menguatkan hati menjemput harapan

Lalu melangkah kembali

Menepis segala yang membebani

Membuang segala keraguan

Menata hari baru tanpa segala bantuan

Ia kini sudah ada di tujuan

Sekejap keramaian datang

Di pasar itu bakul diturunkan

Mentari perlahan menyambutnya senang

Peluhnya pun telah tergantikan

Ia tersenyum membayangkan hadirnya perubahan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun