Anak berusia delapan tahun itu, sudah dihadapkan kenyataan keras dalam hidupnya sejak kecil. Kedua orang tuanya sibuk sendiri, hingga tak memperhatikan perkembangan Elis, yang sudah ditinggalkan sejak bayi, untuk diasuh oleh Nek Asri.
Berawal dari kesukaan Elis membeli kue gandasturi di Mbok penjual kue keliling. Nek Asri sering tak tega melihat Elis, yang berpura-pura bahagia, saat tak dibelikan, karena kiriman uang dari orang tuanya, yang mulai tak bisa diharapkan.
Nek Asri mengolah bahan sisa di dapur, untuk membuatkan gandasturi untuk sang cucu.
"Lis, sini Nduk!" panggilnya saat melihat sang cucu mengambil mainannya.
"Ya, Mbah!" sahut Elis bergegas menghampiri.
Matanya terbelalak senang, saat melihat kue gandasturi di sebuah nampan besar.
"Cobain!" ujar Nek Asri seraya menyodorkan nampan itu.
"Ini untuk kita makan, Nek?" sahut Elis dwngan mata berbinar.
"Iya!" sahut Nek Asri sembari melahap kue gandasturi itu dengan lahap.
'Mmmm, enak banget!" seru Elis sambil duduk di sisi sang nenek, "boleh ambil lagi?" tanyanya seraya meraih kue itu lagi dan lagi.
"Nek, kita jualan kue aja!" saran Elis kemudian.