Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keterusterangan Berbicara: Masa Kebangkitankah Intelektual Muda?

11 November 2022   09:05 Diperbarui: 12 November 2022   10:51 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Keterusterangan Berbicara (Sumber gambar : detik.com)

Seluruh permasalahan yang mendera negeri ini terakumulasi menjadi tuntutan dari massa kaum intelektual muda yang identik dengan mahasiswa dengan ‘model parrhesiastik’. 

Terkesan selintas, setelah sekian lama semenjak Mei 1998, kaum intelektual muda (mahasiswa) nampak akan mulai bangun dari tidurnya yang panjang.

Penentangan kaum intelektual muda yang menggunakan satu model parrhesiastik tidak serta merta melahap emosi begitu saja, mencairkan dan memancarkan energinya untuk menyuarakan kebenaran tanpa daya analisis dan kritis. 

Sebagaimana terjadi gelombang aksi protes dari massa intelektual muda (mahasiswa) dua hari terakhir ini (23-24/9/2019) bertambah meluas di beberapa daerah di tanah air menandakan suata keterusterangan berbicara atau berbicara kebenaran secara gamblang (parrhesia) tanpa kepura-puraan. 

Keterusterangan berbicara kebenaran yang sungguh-sungguh tanpa permainan kebenaran bertopeng tidak dapat dipisahkan dengan parrhesia sejati. 

Berapapun jumlah massa intelektual muda-mahasiswa membludak yang turun ke jalan tidak mengucilkan produksi hasrat untuk mengatakan kebenaran sebagai tanda untuk menentang setiap ketidakadilan dan segala perwujudannya.

Dalam persfektif Foucaldian, pergerakan kaum intelektual muda (mahasiswa) tidak untuk melawan apalagi menghancurkan rezim kuasa negara, melainkan mereka mencoba ‘membuka kedok kuasa’ dengan segenap strateginya. 

Pergerakan mahasiswa kadangkala terkondisikan oleh isu nasional. Suara kaum intelektual muda terasa hambar karena tidak “digubris” oleh penentu kebijakan selama beberapa decade terakhir.

 Lalu, dari model parrhesiastik yang dihubungkan dengan kritisisme kaum intelektual muda: (i) kritisisme konvensional dengan apa yang disebut idealis dan (ii) kritisisme politik-filosofis atas ketidakadilan alias kezaliman dari rezim kuasa. 

Kedua bentuk kritisisme yang dibangun dan dimainkan oleh kaum intelektual muda-mahasiswa dan kaum intelektual lainnya mengarah pada ketidakbecusan hingga kezaliman dari rezim kuasa bermain mata dengan para oligarkis, pebisnis gelap dan pencoleng berdasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Kaum intelektual muda akan bersuara lantang sebagai akibat dari fungsi kebenaran akan keadilann tidak terpenuhi di tengah masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun