Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dari Wujud Spiritual ke Wujud Seksual

4 November 2022   17:55 Diperbarui: 5 Juni 2023   12:21 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wujud Spiritual yang Terseksualkan (Sumber gambar: amazon.com)

Apabila jenis kehidupan seksual dijauhi dan dikebiri dalam a priori sejarah dan bahasa akan memengaruhi kelangsungan hidup lain.

Tibalah pada salah satu gambaran kehidupan yang sederhana, tetapi kompleks dengan apa yang terjadi. 

Dalam kegiatan spiritual secara formal memiliki logika tersendiri melalui tubuh seksual dalam kaitannya proses pembersihan, kebersihan dan ritual. Misalnya, bagaimana energi spiritual tersebut mendekati batasan waktu untuk memepertimbangkan sentuhan tubuh seksual yang mengalami proses pembersihan diri berlangsung selama ‘sekali dalam seminggu’ atau ‘lima kali dalam sehari ritual ibadah’ dengan memerhatikan ‘matematisasi waktu’.

Selama proses pembersihan diri berlangsung melalui kehidupan spiritual, seseorang tidak sekadar melakukan ritual ibadah, tetapi juga memerhatikan “matematisasi waktu”, seperti anti-bom waktu, yang pada akhirnya berhenti beroperasi akibat ‘sentuhan seksual’. 

Dari selang waktu kegiatan spiritual, mata kita mengarah pada titik pergerakan waktu. Seseorang akan mengetahui pukul berapa dimulai dan selesai ritualnya. 

Pergerakan ritual meningkat sesuai dengan berapa lama mekanisme disiplin seksual beroperasi dalam kehidupan.

Hasrat untuk mengetahui petualangan spiritual berarti juga akan mengakhiri kehampaan spiritual. Hanya penyebaran, tetapi titik kelambanan pergerakan revolusi spiritual, dibandingkan pergerakan revolusi seksual dalam kehidupan. Pornografi-cyberporn-sex menjadi anti-revolusi spiritual. 

Berkenaan dengan pembimbingan spiritual bukan untuk mengendalikan hasrat seksual, melainkan untuk membebaskan ego yang represif dalam kehidupan seksual non manusia (seperti dunia virtual dan barang-barang konsumtif yang membujuk rayu).

Gaya hidup dan cara berpikir di ruang siber membuat kita segera membayangkan generasi milenial dan gen Z. Betapa daya tarik seksual sangat kuat seiring kebutuhan “segera” (sembako). 

Sudah banyak hasil penelitian dan pengamatan tentang dampak wujud seksual terhadap generasi muda. Dari segi spiritual merupakan tantangan, jika manfaatnya nampak lebih cekung ketimbang kerugian yang ditimbulkan oleh media sosial dan internet. Bisa dikatakan, pengelolaan teknologi digital nan canggih, semuanya tergantung pribadi seseorang.

Pengelolaan kehidupan yang terbuka dan beragam akan menandakan mekanisme kuasa atas pribadi. Diri pribadi akan mengarah pada mode wujud melalui kenikmatan spiritual sebagai batas relasi timbal-balik kenikmatan seksual. ‘Wujud tertinggi’ dari spiritual menjadi ‘wujud seksual’. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun