Puisi : Edy Priyatna
Semacam realisasi kehidupan berjalan. Rajin dalam cerah membentang mega kelabu. Lubuk kegembiraan ada kesusahan. Ketika suka terbesit kesengsaraan. Sebaliknya hidup tidak untuk dikecewai.
Sesudah itu aku ingat nan telah berlalu. Denyut tiap denyut dari menit ke menit. Batas sangkat jam ke jam hari berhari. Minggu sampai minggu bulan demi bulan. Tak terasa terlewati begitu keras.
Selalu terus menerus tumbuh indah. Arti semua orang setiap saat tanpa melihat waktu. Kembang lima helai daun mahkota. Mengandung cinta baik buruk secara wajar. Atribut kekerasan senantiasa menerima keadaan.
Saat tempo udara bersuhu rendah. Tercela mendatangkan rasa menggigil. Hanya tidak paham telah membebani otakku. Maju terpatri dalam emosi bumi indah luas bebas. Lebar informal sewajarnya pada hamparan.
Sifat warnanya sudah sangat merah putih. Belakang kepekatannya tersirat jelas. Positif seruan memekik keberanian suci. Melagakkan segala hati memacu terus berjuang. Suasana hati kebebasan tiada henti.
(Pondok Petir, 30 Oktober 2019)