Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Suasana Hati Kebebasan Tiada Henti

14 November 2019   08:03 Diperbarui: 14 November 2019   08:08 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wallpapersafari.com

Puisi : Edy Priyatna

Semacam realisasi kehidupan berjalan. Rajin dalam cerah membentang mega kelabu. Lubuk kegembiraan ada kesusahan. Ketika suka terbesit kesengsaraan. Sebaliknya hidup tidak untuk dikecewai.

Sesudah itu aku ingat nan telah berlalu. Denyut tiap denyut dari menit ke menit. Batas sangkat jam ke jam hari berhari. Minggu sampai minggu bulan demi bulan. Tak terasa terlewati begitu keras.

Selalu terus menerus tumbuh indah. Arti semua orang setiap saat tanpa melihat waktu. Kembang lima helai daun mahkota. Mengandung cinta baik buruk secara wajar. Atribut kekerasan senantiasa menerima keadaan.

Saat tempo udara bersuhu rendah. Tercela mendatangkan rasa menggigil. Hanya tidak paham telah membebani otakku. Maju terpatri dalam emosi bumi indah luas bebas. Lebar informal sewajarnya pada hamparan.

Sifat warnanya sudah sangat merah putih. Belakang kepekatannya tersirat jelas. Positif seruan memekik keberanian suci. Melagakkan segala hati memacu terus berjuang. Suasana hati kebebasan tiada henti.

(Pondok Petir, 30 Oktober 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun