Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Mengisahkan Sebuah Cerita Lubuk Ruang Hasratku

14 Juli 2019   10:30 Diperbarui: 11 September 2019   07:42 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna

Sekeliling masa tentang suasana gelap. Meski pohon tumbang badai membelah bumi. Tetap kutatap gelap malam. Dan kutatap penutup gerimis. Hanya sebentar saja kemudian terang kembali. Menghamburkan lahar matang bertaburan kehidupan. Alam membuat udara pengap. Menurut orang di sini terjadi selama bebarapa hari.

Ketika mata terlelap menyoroti bayangmu. Seperti tak pernah lenyap dari layarku.  Nan lebar membentang kekasih. Aku hancur bagai debu. Hilang kendali raib artinya tanpamu. Sungguh lalu kukembangkan sayapku. Terbang tinggi keatas awan melayang. Menciptakan sajak langit menggoreskan cermin.

Awan membentuk prosa cakrawala. Meniti makna pelangi melewati mentari. Menyongsong senja meneropong bintang. Menikmati rembulan menelusuri jiwa. Mengungkapkan rasa tersembuyi dibalik hati. Nan ceria luapkan cinta putih. Sejati demi lembar suci dalam jiwa. Mengisahkan sebuah cerita lubuk ruang hasratku. 

(Pondok Petir, 29 Juni 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun