Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Di Semai dari Banyak Tanaman

11 Januari 2019   08:49 Diperbarui: 11 Januari 2019   09:15 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : http://wallpaperweb.org

Puisi : Edy Priyatna

Jangan batas nan dapat ku tentukan. Tiada terdengar suara desing angin. Aku mulai resah tatkala udara mulai hampa. Lampu di rumahpun terlihat redup. Terjaga dari keterpurukan. Dari sebuah permainan emosi. Tersuntuk langit kosong kini mendadak menjadi gelap. Padahal hari masih petang. Ingin rasanya menemani. Kekasih memburu ujung rindu. Sebab pemicu memacu ganggu. Pemusatan daya ingat. Bukan rasa nan tumbuh. Tertutup lapisan kemauan. Hingga menghasilkan derita. Sedangkan penderitaan bukan sifat kita. Dengan desa negeriku ini. Akan ku bangun rumah. Di semai dari banyak tanaman. Setakat tumbuh bunga indah.

(Pondok Petir,06 Januari 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun