tempat dimana letak langit itu dan dimana orang sama presensi
keberadaannya sirna bersama langit tak terlihat oleh kaburnyaÂ
sumberku saat kurasakan guncangan lima belas tahun nan lalu
Â
Membakar jiwa melirik jam dinding setelah malam berlalu tetapÂ
menyimpan riwayat yaitu menyimpan rasa sakit menggeramusÂ
mata indahmu larut dalam semangat juga larut dalam mengah
lelah namun benakku masih berpikir lalu kuhisap sebatang rokok
Â
(Pondok Petir,15 Oktober 2016)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!