Mohon tunggu...
Endhita Afifah Nur Adnin
Endhita Afifah Nur Adnin Mohon Tunggu... Mahasiswi

Saya adalah mahasiswi di Politeknik Harapan Bersama Tegal

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bhineka Tunggal Ika: Sekadar Slogan atau Kekuatan Nyata Bangsa?

26 April 2025   09:22 Diperbarui: 26 April 2025   09:22 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia adalah bangsa yang berdiri di atas keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke, kita menyaksikan perbedaan bahasa, suku, adat, agama, dan budaya. Dalam perbedaan itulah semboyan Bhineka Tunggal Ika lahir, menjadi semboyan negara yang tersemat dalam lambang negara, Garuda Pancasila. Namun, di tengah arus perubahan zaman, pertanyaannya kini: apakah Bhineka Tunggal Ika masih menjadi kekuatan nyata bangsa, atau hanya sekadar slogan yang diucap tanpa makna?

Akar Sejarah Bhineka Tunggal Ika

Semboyan ini pertama kali diperkenalkan dalam kitab Sutasoma karya Mpu Tantular pada abad ke-14. Dalam konteks sejarah, frasa ini mencerminkan ajaran toleransi dan persatuan, terutama dalam hubungan antara umat Hindu dan Buddha saat itu. Seiring perjalanan bangsa, prinsip ini diangkat sebagai nilai dasar negara, tertanam dalam lambang negara Garuda Pancasila.

Bhineka Tunggal Ika dalam Praktik

Dalam kehidupan sehari-hari, nilai-nilai yang terkandung dalam "Bhineka Tunggal Ika" dapat dilihat dalam berbagai aspek. Misalnya, dalam perayaan hari besar keagamaan, masyarakat dari berbagai latar belakang seringkali saling menghormati dan berpartisipasi. Di sekolah-sekolah, anak-anak diajarkan untuk menghargai perbedaan dan bekerja sama dalam kelompok yang beragam.

Namun, tantangan tetap ada. Konflik sosial, intoleransi, dan diskriminasi masih terjadi di beberapa daerah. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun semboyan ini diakui secara resmi, implementasinya dalam kehidupan sehari-hari masih perlu diperkuat.

Tantangan dalam Keberagaman

Meski semangat persatuan telah lama digaungkan, Indonesia tidak luput dari berbagai ujian. Isu intoleransi, konflik sosial, dan perbedaan pandangan politik sering kali mengancam harmoni bangsa. Era digital juga membawa tantangan baru, di mana hoaks dan ujaran kebencian mudah menyebar, memperkeruh hubungan antar masyarakat.

Kekuatan Nyata Bangsa

Kekuatan nyata dari "Bhineka Tunggal Ika" terletak pada kemampuan bangsa Indonesia untuk bersatu dalam keragaman. Dalam sejarah, kita telah melihat bagaimana semangat persatuan ini mampu mengatasi berbagai tantangan, mulai dari perjuangan kemerdekaan hingga bencana alam. Ketika bencana melanda, solidaritas masyarakat dari berbagai latar belakang seringkali muncul, menunjukkan bahwa keragaman dapat menjadi sumber kekuatan.

Selain itu, dalam konteks global, Indonesia yang menjunjung tinggi "Bhineka Tunggal Ika" dapat menjadi contoh bagi negara lain. Dalam dunia yang semakin terhubung, kemampuan untuk hidup berdampingan dalam keragaman menjadi nilai tambah yang sangat berharga.

Kesimpulan

Bhineka Tunggal Ika bukan hanya sekadar semboyan, melainkan fondasi yang menjaga Indonesia tetap utuh dalam keberagamannya. Kunci utama ada pada kesadaran setiap individu untuk menjunjung nilai-nilai kebersamaan, menghormati perbedaan, dan merawat persatuan demi masa depan bangsa.


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun