Mohon tunggu...
Endah Rosa
Endah Rosa Mohon Tunggu... Penulis | Pengajar

Sedikit ilmu, sedikit refleksi, semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hidup Cukup: Menerapkan Filosofi Lagom untuk Kesehatan Mental

22 September 2025   05:43 Diperbarui: 22 September 2025   05:43 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lagom: The joy of a life of moderation. Just enough."

Konsep lagom dari Swedia, yang berarti "tidak terlalu banyak, tidak terlalu sedikit", menawarkan panduan praktis menuju kehidupan yang lebih seimbang dan memuaskan. Dalam dunia yang terus-menerus mendorong kita untuk "lebih," lagom mengajarkan kita untuk menemukan kesejahteraan psikologis melalui kecukupan.

Studi psikologi menunjukkan bahwa konsumerisme berlebihan dan keinginan untuk selalu mengejar hal-hal yang "lebih baik" seringkali berujung pada kecemasan dan ketidakpuasan. Lagom melawan tren ini dengan mendorong kita untuk bersyukur atas apa yang kita miliki. Dengan fokus pada apa yang cukup daripada apa yang kurang, kita dapat mengurangi tekanan sosial dan internal untuk selalu tampil sempurna atau memiliki segalanya.

Menerapkan lagom dalam hidup sehari-hari---misalnya, dengan menjaga keseimbangan antara kerja dan waktu luang, atau mengambil porsi makan yang pas, tidak terlalu sedikit hingga merasa kurang, dan tidak berlebihan hingga kekenyangan---dapat menciptakan ketenangan pikiran. Hal ini membantu mengurangi stres, meningkatkan mindfulness, dan menumbuhkan rasa puas. Pada akhirnya, lagom adalah tentang menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan, sebuah konsep yang sangat relevan untuk kesehatan mental di era modern.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun