Mohon tunggu...
Endah Rosa
Endah Rosa Mohon Tunggu... Penulis | Pengajar

Sedikit ilmu, sedikit refleksi, semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Simfoni Pikiran: Memahami Realita, Ilusi dan Alam Kesadaran

21 September 2025   07:23 Diperbarui: 21 September 2025   06:23 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah yang kita lihat benar-benar nyata? Pertanyaan ini membawa kita pada tiga konsep fundamental: realita, ilusi, dan kesadaran.

Realita adalah dunia objektif yang ada di luar pikiran kita. Ini adalah apa yang bisa kita ukur, sentuh, dan saksikan bersama, seperti gravitasi atau meja di depan kita. Realita tidak bergantung pada bagaimana kita memandangnya.

Namun, cara kita memandang realita ini bisa jadi tidak sempurna. Di sinilah ilusi masuk. Ilusi adalah persepsi yang menyimpang dari kenyataan. Otak kita sering kali "mengisi kekosongan" atau membuat asumsi berdasarkan pengalaman masa lalu, yang terkadang menghasilkan gambaran salah. Misalnya, fatamorgana di jalan aspal yang terlihat seperti genangan air adalah ilusi optik; kita tahu tidak ada air di sana, tapi mata kita melihatnya. Ilusi adalah "kesalahan" persepsi, bukan ketidaknyataan.

Lantas, bagaimana kita tahu mana yang nyata dan mana yang ilusi? Di sinilah peran kesadaran. Saat kita sadar dan terjaga, otak kita tidak hanya menerima informasi dari mata dan telinga, tetapi juga memprosesnya secara rasional. Otak membandingkan apa yang kita lihat dengan data dari indera lain dan pengetahuan yang sudah ada. Jika ada ketidaksesuaian---misalnya, mata melihat genangan air, tapi sentuhan atau logika mengatakan itu tidak ada---maka otak akan menyimpulkan itu ilusi.

Perbedaan Alam Nyata, Halusinasi, dan Bawah Sadar

Pembedaan ini menjadi lebih jelas saat kita melihatnya dalam konteks berbeda:

  • Alam Nyata vs. Halusinasi: Alam nyata didasarkan pada data sensorik yang valid dan konsisten. Jika Anda dan teman Anda melihat pemandangan yang sama, itu adalah realita. Halusinasi adalah kebalikan dari itu: persepsi palsu yang tidak didukung oleh realita eksternal. Halusinasi, yang sering disebabkan oleh obat-obatan atau kondisi mental tertentu, terjadi ketika otak menciptakan pengalaman sensorik tanpa adanya stimulus dari luar. Otak yang terganggu tidak bisa membedakan antara informasi internal (yang diciptakan otak) dan eksternal (dari dunia nyata).

  • Alam Nyata vs. Alam Bawah Sadar: Saat kita tidur, alam bawah sadar kita mengambil alih. Otak kita melepaskan diri dari input sensorik dunia luar dan mulai memutar "film" dari ingatan, emosi, dan keinginan kita. Inilah yang kita kenal sebagai mimpi. Meskipun mimpi bisa terasa sangat nyata, kita tidak bisa berinteraksi dengan dunia luar dan tidak ada validasi dari indera kita. Alam bawah sadar adalah dunia internal, sedangkan alam nyata adalah dunia eksternal yang kita bagi bersama.

Singkatnya, realita adalah kebenaran objektif, ilusi adalah kesalahan persepsi, dan kesadaran adalah kemampuan otak untuk menafsirkan dan membedakan keduanya. Sementara itu, halusinasi dan mimpi adalah contoh bagaimana otak bisa menciptakan realita internal yang terputus dari dunia eksternal.

Disclaimer: Tulisan ini dibuat dengan bantuan tools kecerdasan buatan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun