Pernahkah kamu merasa kalau dunia berubah begitu cepat? Hari ini ada teknologi baru, besok sudah ada lagi yang lebih canggih. Nah, itulah yang kita sebut Era Disrupsi. Ini adalah masa di mana cara lama melakukan sesuatu mendadak digantikan oleh cara yang baru dan lebih efisien, biasanya berkat teknologi.
Inti dari era disrupsi ini adalah inovasi. Perusahaan-perusahaan baru yang gesit dan berani, sering kali datang dengan ide-ide brilian yang mampu merombak total sebuah industri. Mereka tidak perlu kantor besar atau modal besar, tapi cukup dengan ide cerdas dan teknologi. Contohnya, dulu kita harus naik taksi manual, sekarang ada ojek online yang bisa dipesan lewat HP. Dulu harus ke toko buku fisik, sekarang ada e-book yang bisa diakses kapan saja.
Di balik semua perubahan ini, ada teknologi-teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI) yang membuat banyak hal jadi otomatis, big data yang mengolah informasi jadi strategi bisnis, dan komputasi awan (cloud computing) yang bikin kita bisa bekerja dari mana saja. Semua ini membuat segala hal jadi lebih cepat, mudah, dan sering kali lebih murah.
Jadi, apa dampaknya untuk kita? Di era disrupsi ini, kita semua dituntut untuk terus belajar. Perusahaan harus lebih lincah dan terbuka terhadap ide baru, sementara kita sebagai individu juga harus mengasah kemampuan digital agar tidak ketinggalan. Siapa pun yang berani beradaptasi dan terus berinovasi, dialah yang akan bertahan dan berhasil.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI