Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyoal Rambut Rasulullah yang Dibawa Opick

10 Mei 2019   13:52 Diperbarui: 10 Mei 2019   13:55 1201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jubah Fatimah, putri Rasulullah (dok.localist)

Opick yang baru kembali dalam lawatannya dari Turki telah pulang ke tanah air dengan berita menggemparkan. Ia dikabarkan mendapat kepercayaan untuk membawa rambut Rasulullah dan menyimpannya. Opick sangat terharu sehingga berlinangan air mata.

Terus terang hal ini membuat saya heran dan tak habis pikir, sebab Turki tidak akan sembarangan memberikan segala jenis peninggalan Rasulullah kepada negara lain. Apalagi dalam kategori individu, perorangan yang tidak mewakili siapapun kecuali dirinya sendiri.

Setahu saya, pada masa kejayaan kerajaan Ottoman, justru semua peninggalan Rasulullah dikumpulkan dari berbagai negara, termasuk yang berada di Arab Saudi. Tujuannya adalah, agar benda benda peninggalan Rasulullah tidak hilang begitu saja. 

Turki bukan mengumpulkan benda-benda tersebut untuk mengkultuskan Rasulullah. Namun benda benda tersebut adalah bagian dari sejarah Islam, yang harus dipelajari oleh setiap generasi dari umat muslim. Kerajaan Ottoman bahkan bersedia membeli kepada siapa saja yang menyimpan peninggalan Rasulullah.

Setelah berakhirnya masa kejayaan Ottoman, benda benda peninggalan Rasulullah masih tersimpan dan terjaga dengan baik. Sekarang disimpan di museum (dahulu istana Sultan) Topkapi. Ada ruangan tersendiri yang dijaga ketat untuk semua benda-benda peninggalan Rasulullah.

Museum Topkapi juga menyimpan benda benda lain seperti pedang Sayidina Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khattab sampai dengan jubah putri Rasulullah, fatimah. Bahkan ada juga tongkat Nabi Musa AS yang digunakan untuk membelah laut merah dalam menghindari kejaran Firaun.

Jubah Fatimah, putri Rasulullah (dok.localist)
Jubah Fatimah, putri Rasulullah (dok.localist)

Turki sangat cermat dalam menjaga peninggalan peninggalan berharga dan bersejarah ini. Pengunjung museum Topkapi tidak diperkenankan membawa tas dan kamera. Kita hanya bisa membawa ponsel atau telepon genggam jika ingin ada kenangan di dalam museum.

Memang seklai waktu, Turki memperlihatkan peninggalan peninggalan Rasulullah kepada pihak lain, misalnya negara negara yang berpenduduk mayoritas muslim. Biasanya dalam bentuk pameran, yang juga dijaga sangat ketat. Indonesia pernah beberapa kali mendapat giliran.

Namun setelah pameran selesai, maka benda benda itu akan dikembalikan ke tempatnya di museum Topkapi. Tempat yang sangat aman, jauh dari jangkauan para kolektor dan penjahat barang berharga. Kita hanya bisa melihatnya jika masuk ke dalam museum yang dijaga ketat tersebut.

Karena itu, saya tidak habis pikir jika ada orang yang mengaku memberikan atau membawa rambut Rasulullah kepada orang lain atau individu yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan sejarah. Apalagi jika tidak ada keterangan resmi dari pihak pemerintah Turki yang menjadi pemiliknya.

Terlepas dari hal itu, memang tidak menutup kemungkinan walau sekecil apapun jika benar yang dibawa Opick adalah rambut Rasulullah. Barangkali ada orang lain yang masih menyimpan rambut Baginda Nabi selain yang ada di museum Topkapi. Maka berkah dan rahmat Allah bagi Opick.

Mungkin dengan begitu, Opick bisa menjadi pemimpin dan imam yang baik, dengan meneladani akhlah Rasulullah. Rambut tersebut bukan untuk dikeramatkan tetapi untuk mengingatkan Opick menjadi lebih baik dari sebelumnya. Wallahualam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun