Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pandemi dan Pesan Simbolik 75 Tahun Indonesia Merdeka

24 Agustus 2020   10:26 Diperbarui: 24 Agustus 2020   10:34 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid-19

Menyadari apa yang sedang terjadi di Kota Wuhan Provinsi Hubei (China), dunia pun merespon dengan melakukan langkah-langkah antisipasi untuk mencegah penyakit ini bertambah meluas. Berbagai negara di dunia mengambil sikap untuk melarang warganya maupun warga asing ke luar masuk ke negara mereka, terutama dari China.

Virus Wuhan ini kemudian oleh para ahli diidentifikasi sebagai jenis corona virus, sehingga oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) diberi nama dengan sebutan corona virus desease 2019 (Covid-19). Angka 2019 merujuk pada tahun untuk pertama kalinya virus itu teridentifikasi dan menyebar serta menjangkiti manusia. 

Karena persebarannya sangat cepat dan massif, dan nyaris semua negara di dunia telah terjangkit (tak terkecuali juga Indonesia), sehingga penyebaran virus ini oleh WHO dikategorikan sebagai pandemi. Pandemi adalah penyakit yang menyebar secara global meliputi area geografis yang luas.

Kasus Covid-19 di Indonesia

Di Indonesia, pasien pertama terkonfirmasi terpapar Covid-19 pada awal Maret 2020. Maka mulai saat itu, dengan membaca dan melihat apa yang telah terjadi di Kota Wuhan Provinsi Hubei China, sudah dapat diprediksi bahwa penanganan kasus Covid-19 di Indonesia tidak akan mudah. 

Mengingat negara kita merupakan negara kepulauan dengan geografis yang terpisah antarpulau, namun antara yang satu dengan lainnya saling interkoneksi. Sehingga kesalahan dalam pengambilan kebijakan dalam melakukan karantina akan menimbulkan dampak sosial politik yang tidak mudah ditebak.

Apalagi ada anasir-anasir yang ingin memanfaat situasi ini dengan melakukan politik "belah bambu". Ada kelompok-kelompok politik partisan yang mencoba mengail di air keruh, memancing situasi chaos untuk menangguk keuntungan politik jangka pendek demi syahwat politik yang tak pernah tercapai melalui saluran politik resmi dan konstitusional.

Terhitung sampai tanggal 22 Agustus 2020, pasien terkonfirmasi secara nasional telah mencapai angka akumulatif sebanyak 151.498 kasus positif, dan tersebar pada 485 kabupaten/kota di 34 propinsi di Indonesia. 

Dari jumlah tersebut, terdapat 105.198 orang pasien telah dinyatakan sembuh, sedang yang meninggal dunia sebanyak 6.594 orang (Kompas.com, 22/8/2019). Angka akumulatif positif tersebut boleh jadi termasuk pula beberapa teman kita di LPMP Sulawesi Selatan yang beberapa minggu lalu terkonfirmasi positif terpapar Covid-19.

Trend tersebut seakan mengindikasikan bahwa pertambahan jumlah yang terpapar Covid-19 masih belum menunjukkan tanda-tanda menuju grafik yang melandai, bahkan menurun. Sehingga perlu kerja keras dan sikap kebersamaan dari semua elemen bangsa untuk secara bergotong royong menyatukan hati dan pikiran bersama-sama membangun komitmen untuk mengakhiri situasi pandemi ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun