Mohon tunggu...
Elvinakey
Elvinakey Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menjejak, supaya diingat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kebijakan Baru Pak Talib

1 April 2021   01:48 Diperbarui: 1 April 2021   01:51 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            "Saya sudah katakan di awal, mas mentri. Kalau kebijakan ini harus disetujui tanpa tapi." Dengan tenang, Pak Talib menjawab.

            "Ta.. ta.. tapi Pak, saya hanya bertanya." Balas sang mentri takut.

            "Barusan itu anda mengucapkan kata tapi. Sudah-sudah, saya lanjut dulu ke kebijakan kedua. Ini kebijakan khusus kepada mentri transportasi. Mulai hari ini, setiap kendaraan masyarakat nyinyir yang melintas dari jalan yang telah kita hot mix dikenakan tarif dua puluh ribu per-perjalanan."

            "Lah, Pak. Dari mana saya tau itu kendaraan warga nyinyir atau bukan?" Tanpa takut sang mentri transportasi menimpali.

            "Lah, mana saya tau. Itu kan tugas kamu. Kalau kamu gak bisa, ya sudah jabatan mentri saya berikan kepada preman Gujarat saja. Mereka lebih handal sepertinya." Ujaran pedas Pak Talib dibalas kerutan di dahi mentri transportasi. Berbeda dari sebelumnya, kini dirinya tidak berani menimpali tuturan Pak Talib.

            "Ketiga. Pasokan pupuk dan perbaikan irigasi diberhentikan sementara. Petani sekarang semakin malas saja, saya lihat-lihat. Mentri ekonomi segera alihkan anggaran kepada pembangunan pariwisata desa. Kerjasama dengan mentri pariwisata."

            Sekretaris rapat yang sedari tadi sibuk menulis notula kini menghentikan kegiatannya.

            "Kita tidak punya mentri pariwisata, Pak Talib"

            "Ya cari." Sambung Pak Talib enteng.

            "Tapi desa kita bukan desa pariwisata." Timpal sang sekretaris kesal.

            "Rapat ini mengharamkan kata TAPI." Ujar pak Talib gampang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun