Mohon tunggu...
Elmira Bella
Elmira Bella Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cek Fakta: 'Tidur Balas Dendam' Menjadi Solusi Setelah Begadang?

4 Juni 2023   19:30 Diperbarui: 4 Juni 2023   19:45 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa sih yang tidak pernah begadang? Tak dapat dipungkiri bahwa terkadang pada malam hari kita masih perlu menyelesaikan beberapa kepentingan seperti: mengejar deadline pekerjaan, belajar sebelum menghadapi ujian, atau bahkan hanya sekedar menghibur diri. Dalam sekejap, mode ‘manusia kelelawar’ di dalam diri kita diaktifkan. Para ‘manusia kelelawar’ memiliki pola aktivitas seperti kelelawar yang aktif berkegiatan pada malam hari. Akibat tersibukkan oleh kepentingan yang kita miliki, jam tidur optimal kita yakni 7-9 jam untuk orang dewasa, dilewatkan dan kita tetap terjaga hingga pagi hari.

Meskipun dengan begadang kepentingan kita terselesaikan, namun pola tidur yang kita miliki akan rusak. Pola tidur berkaitan erat dengan ritme sirkadian yakni siklus 24 jam yang merupakan bagian dari jam internal tubuh dan berjalan untuk menjalankan fungsi dan proses penting, salah satunya adalah siklus bangun-tidur. Pada orang dewasa normal, jam internal tubuh disetel ulang setiap 24 jam berdasarkan siklus terang dan gelap.

Saat pagi hari, mata akan menangkap banyak cahaya yang kemudian akan direspon hipotalamus otak dengan kiriman sinyal yang menghasilkan kewaspadaan dan membantu kita tetap terjaga dan aktif. Sedangkan saat malam hari, cahaya yang ditangkap oleh mata berkurang yang kemudian akan direspon hipotalamus otak dengan produksi melatonin, yakni hormon yang mendorong tidur.

Nah, bagaimana respon tubuh saat kita begadang? Saat kita begadang, tubuh akan mengalami kebingungan. Kondisi diluar telah gelap (malam) namun mata cenderung menangkap banyak cahaya karena kita berhadapan dengan gadget ataupun menyalakan lampu. 

Mengingat kerja jam internal berdasarkan dengan intensitas cahaya yang ditangkap oleh mata, maka hipotalamus otak akan merespon dengan tetap mengirimkan sinyal yang menyebabkan kita tetap aktif dan terjaga. Apabila hal ini terjadi secara terus menerus maka sistem sirkadian akan terganggu dan tubuh akan mengalami kerusakan akibat terlalu diforsir untuk bekerja keras dalam jangka waktu yang melebihi kapasitas. Akibatnya, imunitas tubuh akan menurun dan penyakit akan rentan menyerang tubuh.

Meskipun tidak sedikit orang yang sebenarnya paham bahwa begadang berbahaya bagi kesehatan, namun banyak yang masih tetap mempertahankan kebiasaan buruk ini. Setelah begadang pada malam harinya, kebanyakan orang melakukan tidur balas dendam pada keesokan harinya atau akhir pekan guna menebus hutang tidur mereka. Tidur balas dendam berarti kita menambah jam tidur lebih lama dari jam tidur optimal guna membalaskan dendam terhadap jam tidur yang hilang akibat begadang. Memang tidur balas dendam terlihat seperti solusi yang sangat tepat untuk menambal kelelahan kita. Namun, apakah tidur balas dendam baik bagi kesehatan?

Tidur balas dendam alias tidur dalam durasi yang berlebih terbukti berbahaya bagi kesehatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Damien Léger M.D., Ph.D dari University of Paris pada tahun 2014, dari 24,671 subjek yang berusia dari 15-85 tahun, 612 diantaranya merupakan orang yang tidur dengan durasi lama (lebih dari 10 jam/hari). Subjek yang tidur dengan durasi lama secara signifikan lebih mungkin memiliki penyakit kejiwaan dan indeks massa tubuh (BMI) yang lebih besar. 

Bukti bahwa tidur dengan durasi lama dikaitkan dengan obesitas, diabetes, hipertensi atau penyakit kardiovaskular lainnya dan dengan risiko kematian 20%–30% lebih tinggi telah secara konsisten ditemukan bahkan lebih kuat daripada asosiasi dengan tidur dengan durasi normal ataupun pendek. Selain itu, tidur dengan durasi lama juga dikaitkan dengan permasalahan psikologis. Dalam studi Whitehall, orang yang tidur lama secara signifikan mengeluhkan lebih banyak gejala depresi daripada orang yang tidur normal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidur balas dendam tidak direkomendasikan.

Namun, jangan khawatir. Meskipun begadang ataupun tidur balas dendam bukanlah solusi yang tepat untuk tubuh kita, terdapat alternatif lain yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir kemungkinan begadang:

1) Tidur lebih awal agar dapat bangun lebih awal dan menyelesaikan pekerjaan pada pagi hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun