Mohon tunggu...
Elgi Laska Rivera
Elgi Laska Rivera Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Senjang Hasil Gabah Padi Pada Musim Tanam Pertama Dengan Musim Tanam Kedua di Nagari Talu

20 Januari 2021   14:45 Diperbarui: 20 Januari 2021   14:49 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minat masyarakat akan tumbuh jika penyuluh pertanian menyampaikan berbagai informasi menarik  dan unik tentang pertanian dan diiringi dengan kegiatan demontrasi secara langsung di lapangan. Misalnya penyuluh pertanian nagari Talu menyampaikan informasi tentang cara melakukan penyemaian padi yang baik dan benar kepada masyarakat dan dibarengi dengan praktek langsung dengan menggunakan demonstrasi plot sehingga petani dapat melihat secara langsung cara dan hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut.

Selain itu penyuluh pertanian lapangan juga mengajarkan petani bagaimana cara menghitung produktifitas lahan per hektar dengan menggunakan rumus ubinan, dengan hal tersebut maka petani akan termotivasi dalam bertani padi. Saat demonstrasi plot penyuluh pertanian lapangan juga dapat menyampaikan materi tentang manfaat bertani untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan menjaga kestabilan pangan di Indonesia.

Pengaruh Penyuluh Pertanian Nagari Talu

Penyuluh Pertanian Nagari Talu mampu mempengaruhi sikap, keterampilan dan pengetahuan petani. Pengetahuan adalah suatu wawasan yang dapat mendorong sikap dan merubah perilaku petani. Pengetahuan petani berbeda satu sama lain, hal ini karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal, pendidikan non formal, pengalaman dan ketersediaan informasi, semakin tinggi pengetahuan petani maka akan semakin tinggi kemampuan petani dalam menerima teknologi baru.

Sikap adalah tindakan yang berasal dari pikiran seseorang tentang menyukai, menerima, merespon, menghargai dan bertanggung jawab. Sikap petani dapat dilihat dari cara petani menerima suatu informasi untuk menjadikan petani menjadi lebih banyak tahu dalam usahatani. Petani yang berani mengambil resiko akan lebih maju dibandingkan dengan yang tidak berani mengambil resiko karena memiliki pengalaman yang lebih banyak. Pengalaman adalah salah satu faktor yang mempengaruhi sikap petani. Semakin banyak pengalaman petani maka akan semakin baik petani tersebut menyikapi usahataninya. Kesalahan yang terjadi di masa lalu akan menjadi pelajaran yang harus di antisipasi dimasa yang akan datang.

Ketarampilan adalah kemampuan dasar yang dimiliki oleh seseorang semenjak lahir yang harus dilatih, diasah, dan dikembangkan secara terus menerus dan berkelanjutan sehingga menjadi potensial dalam melakukan sesuatu. Selain itu untuk mengembangkan keterampilan diperlukan proses pengasahan akal atau pikiran untuk mendorong timbulnya keterampilan khusus. Keterampilan ini akan dicapai dengan latihan tindakan secara berkelanjutan yang diperoleh melalui penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian lapangan nagari Talu.


Keterampilan petani sebagai pengelola dalam usahatani sangat memerlukan adanya kecerdasan dalam mengambil keputusan seperti menentukan berbagai jenis varietas padi yang akan ditanam. Keterampilan dalam arti sempit adalah kemudahan, kecepatan dan ketepatan dalam tingkah laku motorik yang disebut normal skill (Indraningsih, 2010).

Keterampilan setiap individu berbeda-beda karena disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah  pengalaman bekerja. Seseorang yang sudah lama bekerja akan lebih terampil dalam melakukan suatu pekerjaan yang dikerjakannya. Faktor selanjutnya adalah umur yang masih produktif akan lebih terampil karena dipengaruhi oleh fisik atau jasmani seseorang masih kuat.

Frekuensi penyuluhan yang diberikan akan menjadi salah satu faktor yang dapat mempermudah petani dalam mengakses informasi mengenai teknologi yang dapat diterapkan pada usahataninya. Selain frekuensi penyuluhan, jumlah peserta penyuluhan juga berpengaruh pada hasil yang akan diperoleh petani, hal ini dapat didukung dengan cara mengundang kelompok tani yang telah terdaftar di nagari Talu. Frekuensi penyuluhan ini dapat dilihat dari banyaknya pertemuan antara petani dengan penyuluh pertanian lapangan yang ada di nagari Talu.

Semakin sering petani mengikuti penyuluhan, maka petani akan semakin mengerti dan memahami informasi yang diberikan. Melalui penyuluhan maka pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dapat bertambah. Bentuk partisipasi petani dalam melakukan kontak tani adalah mengikuti pelaksanaan program penyuluhan serta ikut berperan dalam mengajukan saran dan kritik. Dilihat dari kegiatan penyuluhan, semakin intensif kegiatan pendidikan penyuluhan pertanian kepada petani maka mereka memiliki sikap, ketarmpilan dan pengetahuan yang cukup untuk menerapkan sapta usaha tani dalam kegiatan usaha taninya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa penyebab terjadinya kesenjangan hasil pada musim hujan dan musim kemarau adalah pengaruh musim, pemupukan, mindset petani dan pengaruh penyuluh pertanian lapangan nagari Talu terhadap masyarakat. Berdasarkan hasil diskusi dengan petani yang ada di nagari Talu jumlah gabah yang diperoleh pada musim hujan lebih sedikit dibandingkan dengan musim kemarau karena radiasi surya lebih tinggi pada saat musim kemarau dan bersamaan pada saat pengisian gabah, sehingga radiasi tersebut berkontribusi besar terhadap peningkatan produksi gabah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun