Wajah Tedi bingung. "Tapi aku bukan mengkritik kamu. Tak mungkin aku bermaksud menyakitimu. Cuma mau mem .."
       Kara menjulurkan tongkat biolanya. "Nggak perlu." Balasnya sinis. Lalu berlalu meninggalkan Tedi yang mendesah putus asa.
      "Kara, Kara. Andai kamu tahu tujuanku yang sebenarnya. Apa artinya kamu bagiku." Desis Tedi sedih bercampur kecewa.
                                                                    * * * * *
      Untuk kesekian kalinya, Madam Carrie memperingatkan Kara. Dia selalu mengulang kesalahan yang sama sehingga Beliau hampir kehilangan kesabaran. Percuma mengomel-omel karena Kara seolah tidak memahami sentuhan musik yang diinginkannya seutuhnya. Akhirnya Madam Carrie meminta Kara berlatih sendirian di ruang ganti sementara Beliau memimpin gladi kotor di panggung menjelang resital biola Kara lima hari lagi dengan orkestra pendukung.
      Di ruang latihan, Kara mencoba memainkan biolanya berulang-ulang. Tanpa memedulikan peluh yang bercucuran di keningnya. Setengah frustasi setengah kesal, akhirnya dia menyerah. Kara menghamburkan notasi musiknya. Dia meneteskan air mata. Sementara Nora, sahabat Kara dan Tedi mengawasi dari balik pintu.
      "Jangan masuk, Kak Ted." Cegah Nora, menahan lengan Tedi.
      "Loe lihat sendiri, kan. Si bodoh itu mengesalkan. Dia harus dikerasin."
      Nora tersenyum penuh arti. Tedi menatapnya penuh tanda tanya.
      "Justru dia paling nggak ingin dilihat kakak saat ini. Harga dirinya tinggi."
      "Memangnya kenapa?"