Seorang perempuan di sebuah galeri bertajuk luka, duduk bersila melukis bayangan masa silam.
Ia memulai dengan membuat sketsa dari sekeping kenangan yang tersisa. Di mana dulu ia pernah mendongengkan kisah tentang negeri seribu satu malam. Pada berpasang mata bocah yang tidur saling berpelukan.
Tiba pada fase menggores gradasi, jemari perempuan itu terhenti. Bayangan masa silam tlah beranjak pergi.
Perempuan itu lantas mengambil sebatang jarum. Ditusuknya pelan-pelan bola matanya sendiri hingga tembus ke ulu hati.
Masih. Ada air mata jatuh. Tapi enggan untuk dimengerti.
Lalu senja datang. Memeluknya. Tanpa suara.
***
Malang, 14 Juni 2022
Lilik Fatimah Azzahra
Â