Tapi keadaan Inta tidak memungkinkannya untuk bangun. Tubuhnya tampak sangat lemah. Martin menyebutkan sederetan angka dari daftar yang ada di dalam ponselnya.
Deborah akhirnya memutuskan menelpon dokter praktik itu. Memintanya untuk datang.
***
Tak banyak yang dikatakan oleh dokter. Setelah memeriksa keadaan Inta, dokter umum yang sudah berumur itu menuliskan resep lalu menyerahkannya kepada Deborah.
"Ini obat sementara untuk menurunkan panas. Tapi saya sarankan. Sebaiknya teman Anda melakukan tes darah."
"Kukira ia sudah melakukannya, Dokter. Hanya saja saya tidak bisa menanyainya sekarang."
"Oh, baiklah. Semoga teman Anda cepat membaik," dokter tersenyum ke arah Deborah. Deborah meraih dompetnya dan menyerahkan beberapa lembar uang.
Ditemani Martin, dokter itu meninggalkan kamar 206.
Deborah kembali menutup pintu. Tapi kemudian gadis itu teringat sesuatu. Mengapa tadi tidak sekalian menitip resep kepada Martin?
Tapi kemudian ia berubah pikiran. Terlalu sering ia merepotkan pemuda itu. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi sendiri mencari apotek terdekat.
Seperti biasa, sebelum meninggalkan kamar ia mengunci pintu dari luar. Ia turun menggunakan lift menuju area perkir.