Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel [11] Goodbye Nightmare! | Peri Kecil yang Dirindukan

20 Desember 2019   20:15 Diperbarui: 21 Desember 2019   04:02 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:weheartit.com

Seseorang sudah berdiri di ambang pintu mengangguk hormat ke arahnya. "Dokumen-dokumen penting sudah saya kirim. Tinggal menunggu proses selanjutnya."

"Usahakan semua berjalan rapi dan lancar. Oh, ya, satu lagi, aku tidak ingin terlibat hal-hal di luar tanggung jawabku. Kau mengerti maksudku bukan?" Inta tersenyum tipis. Orang yang berdiri di ambang pintu itu mengangguk lagi lalu pamit pergi.

Kembali Inta sendiri. Menjaring kenangan masa lalu itu lagi.

Ia masih ingat benar ketika jam pulang sekolah---di suatu siang, ia menerima kabar buruk itu. Ibunya harus dilarikan ke Rumah Sakit. Terkena serangan jantung.

Tanpa menukar seragam merah putihnya, ia berlari-lari kecil menyusuri koridor bangsal Rumah Sakit sembari menggenggam tangan mungil Laquita yang dingin. Mereka harus cepat. Sebab jika tidak....

Waktu sedikit berbaik hati padanya. Sepuluh menit sebelum Ibu angkatnya menutup mata, perempuan itu masih sempat menitipkan pesan.

"Kalian harus saling menjaga, ya. Terutama kau, Inta. Mama ingin kau menggantikan posisi Mama---menjaga Laquita."

Pesan itu terasa berat baginya, tapi ia tidak bisa menolak. Peri kecil di hadapannya---Laquita, terlihat amat lemah. Ia masih terlalu kecil untuk ditinggalkan oleh seorang Ibu.

Inta teringat akan dirinya sendiri.

Dulu, dulu sekali, Ibunya juga meninggal tanpa seorang pun yang sempat dititipi pesan.  Ayahnya menghilang sejak ia berada di dalam kandungan. Dan ia hidup sebatang kara. Tanpa sanak saudara di dunia ini.

Beruntung ia menemukan tempat itu---sebuah tempat penampungan untuk anak-anak terlantar. Ia menghabiskan hari-harinya di sana hingga nasib baik mengubah jalan hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun